Pertumbuhan kawasan perkotaan selalu diiringi dengan perubahan tipe tutupan
lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin meningkat seperti
perumahan, infrastruktur, dan area pertanian. Perubahan lahan tersebut dapat
menurunkan keanekaragaman hayati dan meningkatkan resiko kolonisasi spesies
invasif. Saat ini informasi mengenai jenis-jenis invasif di Kabupaten Subang masih
sedikit sehingga penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi tumbuhan asing
invasif dan melihat pola distribusinya. Inventarisasi tumbuhan dilakukan dengan
membentang transek garis sebanyak 37 titik pengamatan yang tersebar di
Kabupaten Subang secara purposive sampling berdasarkan tipe penggunaan lahan
(sawah, kebun, permukiman, perkebunan, hutan kota, dan hutan alam). Nama jenis,
jumlah individu, frekuensi, dan titik lokasi pengambilan sampel dicatat, kemudian
indeks nilai penting (INP) dihitung untuk mengetahui tipe komunitas di setiap tipe
tutupan lahan. Analisis principal component analysis (PCA) dan Clustering
dilakukan untuk mendeskripsikan komposisi spesies berdasarkan lokasi
pengambilan data. Indeks kesamaan komunitas (ISs) dan indeks morisita (Ip)
dihitung untuk mengetahui pola sebaran tumbuhan. Sebanyak 296 spesies
tumbuhan ditemukan di wilayah Kabupaten Subang dan sebanyak 38% merupakan
spesies asing, spesies asing non-invasif (28%), spesies asli invasif (13%), dan
spesies asli non-invasif (21%). Lahan sawah, perkebunan, hutan kota, dan hutan
alam secara berurutan didominasi jenis Digitaria sanguinalis, Hevea brasiliensis,
Maesopsis eminii, dan Calliandra houstoniana. Adapun lahan kebun dan
permukiman didominasi oleh Mangifera indica yang umum ditanam sebagai
komoditas pertanian. Lokasi penelitian dapat dibagi menjadi tiga kelompok
(cluster) yaitu sawah, permukiman-kebun, dan kebun yang masing-masig memiliki
komposisi spesies yang khas. M. indica (INP=8,86%), H. brasiliensis
(INP=8,29%), Eleusine indica (INP=5,75%), Asystasia gangetica (INP=5,35%),
dan D. sanguinalis (INP=5,20%) merupakan spesies paling umum ditemukan di
Kabupaten Subang dengan sebaran yang cenderung mengelompok (Ip = 0,14; 0,38;
0,23; 0,14; dan 0,24). Tumbuhan invasif di Kabupaten Subang umum ditemukan di
lokasi dengan intensitas antropogenik yang tinggi. Meskipun penyebarannya belum
dianggap genting, keberadaan spesies invasif di kawasan urban harus dikelola
dengan baik agar ekosistem urban dapat dijaga fungsinya untuk menjaga
keanekaragaman hayati lokal.