digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri otomotif dan industri komponen otomotif merupakan industri yang diprioritaskan pegembangannya di dalam kebijakan industri nasional. Industri komponen otomotif di dalam pelaksanaannya menghadapi kendala dalam pengembangannya, diantaranya ketergantungan terhadap bahan baku impor, kurang tersedianya tenaga kerja terampil dan kurang efisiennya kegiatan industri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dampak kebijakan produktivitas dan efisiensi terhadap performansi industri dengan menyertakan perjanjian kerjasama dunia berupa penurunan tarif impor dengan metode dinamika sistem. Sektor industri yang menjadi tinjauan pada penelitian ini adalah industri komponen otomotif dengan stakeholder adalah Departemen Perindustrian. Model dibangun berdasarkan data-data dari Departemen Peindustrian, Biro Pusat Statistik dan justifikasi dari ahli. Pada model penelitian ini terdapat tujuh buah sub sistem yaitu sub sistem industri komponen otomotif, bahan baku, tenaga kerja, permintaan pasar domestik, permintaan pasar ekspor, pemerintah dan impor. Performansi industri komponen otomotif berupa nilai output industri, total permintaan pasar, permintaan pasar domestik, permintaan pasar ekspor dan neraca perdagangan menunjukkan penurunan selama periode simulasi. Hal ini disebabkan oleh produk domestik kurang mampu bersaing dengan produk substitusi impor. Berdasarkan simulasi atas penerapan kebijakan yang dilakukan, diperoleh bahwa untuk memperbaiki performansi industri model dasar digunakan beberapa kebijakan diantaranya kebijakan pemakaian bahan baku impor diturunkan sebesar 20%; kebijakan peningkatan efisiensi kegiatan industri dinaikkan sebesar 10%; kebijakan penyediaan tenaga kerja terampil ditingkatkan sebesar 5% dan waktu pelatihan selama 3 bulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan performansi industri dapat ditingkatkan melalui produktivitas dan efisiensi kegiatan industri.