Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan populasi di Indonesia berdampak pada
peningkatan kebutuhan energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
batubara memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi tersebut
karena ketersediaan sumber daya yang melimpah dan biaya produksi yang relatif
rendah. Namun, pembakaran batubara menghasilkan emisi polutan seperti sulfur
dioksida (SO?), nitrogen oksida (NO?), dan partikulat (PM) yang dapat berdampak
pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi paparan polutan pada populasi di
sekitar PLTU X menggunakan pendekatan intake fraction (IF) yang berbasis
pemodelan dispersi Gaussian. Intake fraction merupakan metrik yang digunakan
untuk menghitung proporsi emisi yang terhirup oleh individu ataupun populasi
dibandingkan terhadap total emisi yang dilepaskan ke atmosfer. Selain itu,
dilakukan perhitungan inhaled dose untuk mengestimasi seberapa besar massa
polutan yang dihirup oleh penduduk di wilayah penelitian. Penelitian ini dilakukan
dengan mempertimbangkan sumber emisi utama di area penelitian yaitu PLTU X
sebagai sumber emisi titik dan sektor transportasi sebagai sumber emisi garis. Data
yang dibutuhkan meliputi data meteorologi, data demografi, peta administrasi, serta
data karakterisik sumber emisi. Data emisi PLTU diperoleh dari alat Continuous
Emission Monitoring System (CEMS) dan data emisi transportasi dihitung
berdasarkan distribusi kendaraan dan faktor emisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi polutan sangat dipengaruhi oleh
arah dan kecepatan angin serta stabilitas atmosfer. Intake fraction tertinggi
ditemukan di area yang berdekatan dengan PLTU dan jalan utama. Nilai intake
fraction tertinggi ditemukan pada lokasi dengan jarak terdekat dari sumber emisi,
yang mengindikasikan tingginya paparan populasi terhadap polutan. Perhitungan
inhaled dose menggambarkan massa polutan yang memasuki sistem pernapasan
sehingga dapat memberikan pemahaman mengenai tingkat paparan yang dialami
oleh individu atau populasi di wilayah studi.
Analisis lebih lanjut menggunakan metode spasial menunjukkan bahwa paparan
terhadap polutan juga signifikan pada radius tertentu dari sumber emisi. Polutan ini diketahui dapat memengaruhi kesehatan masyarakat dengan meningkatkan risiko
penyakit pernapasan seperti bronkitis kronis, asma, serta penyakit kardiovaskular.