digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800





BAB 4 MARIATA ARISANTI
EMBARGO  2028-01-24 



DAFTAR PUSTAKA MARIATA ARISANTI
EMBARGO  2028-01-24 

LAMPIRAN MARIATA ARISANTI
EMBARGO  2028-01-24 

Penelitian ini menganalisis dinamika interaksi antar aktor dan mengidentifikasi perbedaan pandangan antar aktor yang terlibat dalam implementasi program pendidikan lingkungan Adiwiyata di Sekolah Dasar Kota Tangerang sejak tahun 2013 hingga 2024. Pendekatan Actor Network Theory (ANT) digunakan di dalam penelitian ini untuk memandu dalam menelusuri ketidakpastian berdasarkan data hasil wawancara dengan berbagai informan kunci, serta observasi di tiga sekolah Adiwiyata, yaitu SDN Pinang 7, MI Al-Mubarok Panunggangan, dan SDK Sang Timur Karang Tengah. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kontestasi kebijakan dalam pelaksanaan program pendidikan lingkungan Adiwiyata terjadi akibat ada ketidakpastian yang muncul dari perbedaan concern (kepentingan) dan pandangan para aktor. Kontestasi ini terlihat dari dinamika interaksi antar aktor yang saling membentuk batasan-batasan dalam asosiasi di antara pihak sektor lingkungan dan pendidikan. Pihak lingkungan berfokus pada pembentukan karakter perilaku ramah lingkungan hidup, sedangkan pihak pendidikan lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa untuk berpikir kritis dalam memahami dan menghadapi isu lingkungan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kontestasi kebijakan juga dipengaruhi oleh entitas non-manusia yang dapat memengaruhi pembentukan orientasi yang berbeda dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan. Penghargaan Adiwiyata, sebagai objek teknikal, dapat memengaruhi fokus tujuan sekolah dalam pelaksanaan Program Adiwiyata lebih cenderung pada pencapaian status dan peringkat Adiwiyata daripada pengembangan kesadaran dan pemahaman siswa tentang isu lingkungan. Selain itu, ajaran agama pada sekolah- sekolah yang membawa visi agama, yaitu SDK Sang Timur dan MI Al-Mubarok, mempunyai implikasi yang berbeda dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan. Refleksi temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan berperan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong perilaku peduli lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi secara inklusif perlu dilakukan agar menghasilkan kebijakan pendidikan lingkungan nasional yang menyeluruh dan mencegah terjadinya reduksi substansi dalam pelaksanaan program pendidikan lingkungan.