Kedai kopi semakin populer di Indonesia, dan mereka dianggap sebagai salah satu
sektor bisnis yang berkontribusi pada perkembangan industri negara. Kesulitan
dalam memperkirakan penjualan dan permintaan, mengganggu manajemen
inventaris biji kopi. Peramalan dengan model pembelajaran mesin dapat
memberikan solusi untuk masalah-masalah ini. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah permintaan biji kopi dari sistem POS (Point-of-Sales), yang
dihitung dengan mengonversi data penjualan menu kopi menjadi permintaan biji
kopi. Data tersebut adalah deret waktu, mencakup dari.
Untuk meningkatkan efektivitas model, beberapa variabel eksternal seperti cuaca
dan acara dimasukkan. Analisis data eksploratif dari faktor-faktor ini
mengungkapkan pengaruh dan pola yang mempengaruhi dinamika permintaan biji
kopi. Model prediksi yang digunakan dalam studi ini termasuk Regresi Linier
Berganda (MLR), Pohon Keputusan (DT), Regresi Vektor Dukungan (SVR), dan
Jaringan Saraf. (NN).
Hasil pelatihan model menunjukkan bahwa model dengan semua variabel
mengungguli model dengan hanya variabel tanggal. Model DT menghasilkan
ramalan terbaik berdasarkan pola dan pengukuran kesalahannya.
Hasil prediksi dilaksanakan dengan membangun dasbor yang membantu pebisnis
dalam menentukan jumlah biji kopi yang harus dipesan dalam beberapa bulan ke
depan. Ini adalah implementasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
manajemen inventaris.