









Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi jumlah perjalanan dari rumah ke tempat
kerja (Home-Based Work/ HBW trip) tingkat zona berbasis data Twitter dengan
pendekatan Pembelajaran Mesin (PM). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan
penggunaan data Twitter saja tidak efektif, dan integrasi data Twitter dengan data
Survei Rumah Tangga (Home-Interview/HI) menunjukkan kinerja model lebih
baik, yaitu mampu meningkatkan akurasi model memprediksi trip-rate pekerja per
zona. Pendekatan PM digunakan untuk memprediksi nilai variabel penjelas pada
model prediksi, dimana variabel target yaitu trip-rate pekerja per zona. Prediksi
jumlah produksi HBW per zona dengan jumlah data pada zona perkotaan yang tidak
berimbang, digunakan Oridinary Least Square (OLS).
Pada penelitian ini digunakan data Twitter tahun 2018 hingga tahun 2021 untuk
memperoleh informasi lokasi tempat tinggal, lokasi tempat kerja, status kerja, dan
jenis pekerjaan pengguna, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepemilikan
kendaraan roda 2 (sepeda motor), roda 4 (mobil), jarak dari lokasi tempat tinggal
ke lokasi tempat kerja, dan jumlah HBW trip harian. Sebagai pendukung, data HI
Tahun 2018 digunakan untuk memberikan informasi sosial-ekonomi dan pola
perjalanan yang lebih komprehensif.
Proses integrasi data melibatkan pemadanan zona asal individu baik pada data
Twitter maupun data HI, status kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, kepemilikan kendaraan roda 2 (sepeda motor), roda 4 (mobil), jarak
dari lokasi tempat tinggal ke lokasi tempat kerja, dan jumlah HBW trip harian.
Model prediksi berbasis data Twitter di-integrasikan dengan data HI tahun 2018
menunjukkan kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan hanya menggunakan
data Twitter. Metode OLS memberikan koefisien untuk setiap variabel penjelas
pada model, yang tidak dapat diperoleh ketika menggunakan metode ANN. Model
dimaksud kemudian digunakan untuk memperkirakan jumlah produksi HBW trip
setiap zona di wilayah penelitian berbasis data Twitter tahun 2018, 2019, 2020 dan
2021. Studi kasus dilakukan di Kota Serang, Indonesia.