Nusa Penida adalah salah satu pulau terluar di Indonesia yang secara teritorial masuk dalam Provinsi Bali. Sistem kelistrikan di daerah ini terpisah dari sistem kelistrikan Bali yang disuplai oleh interkoneksi 20 kV dari stasiun tenaga hibrida surya-angin-diesel dan terhubung ke pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan, dan pulau Nusa Ceningan. Sistem ini disebut sistem tiga nusa. Rata-rata radiasi matahari adalah 5,34 kWh/m²/hari dengan kecepatan angin rata-rata 4,4 m/s. Kondisi ini dapat digunakan untuk mengembangkan pembangkit energi terbarukan di daerah ini. Namun, kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kinerja sistem dalam memenuhi pasokan listrik. Dalam Jurnal ini dibahas sejauh mana kelayakan pembangkit hibrida yang dibangun dengan kondisi alam dan spesifikasi peralatan yang digunakan dalam sistem hibrida di Nusa Penida dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan emisi yang dihasilkan. Hasil yang diharapkan adalah bagaimana LCOE terendah bisa didapatkan begitu juga dengan faktor pengurangan emisi untuk mendapatkan struktur sistem kelistrikan yang paling optimal.