Penelitian artistik ini berangkat dari pengalaman traumatis masa kanak-kanak penulis yang
mendorong eksplorasi tentang transformasi trauma menjadi pemahaman diri yang lebih utuh.
Menggunakan pendekatan interdisipliner, penelitian ini menggabungkan metode studi pustaka
yang berlandaskan teori seni sebagai simbol (Susanne K. Langer), fenomenologi persepsi
(Merleau-Ponty), psikologi trauma (Judith Herman), dan logoterapi (Viktor Frankl), dengan
praktik studio yang didukung teori post-medium dan pendekatan art as therapy. Penelitian ini
bertujuan mengeksplorasi transformasi pengalaman trauma menjadi kekuatan dan ketahanan
batin melalui proses artistik yang menggunakan teknik tenun dan material kawat monel 0,3 mm
sebagai medium simbolik. Pemilihan material ini didasarkan pada karakteristik kawat monel yang
mampu menyimpan jejak lipatan—analog dengan sifat memori traumatis—serta sifatnya yang
adaptif namun kuat, sementara teknik tenun dengan sistem kerjanya yang melibatkan pergerakan
naik-turun kawat lungsi dan pakan merepresentasikan proses transformasi psikologis. Hasil
penelitian menunjukkan adanya paralelisme antara proses teknis tenun dan transformasi
psikologis, dimana interaksi antara kawat lungsi dan pakan mencerminkan sinergitas dalam
pembentukan entitas baru, menghadirkan simbol visual tentang resiliensi dan potensi
pertumbuhan pasca-trauma melalui setiap pertemuan kawat dalam tenunan yang mewakili
momen-momen pengalaman y