Studi ini mengkaji rancangan gedung asrama ITB Cirebon yang bertujuan mencapai status Net-Zero (NZ) melalui harmonisasi desain pasif dan teknologi hijau, sesuai dengan rencana induk ITB Cirebon dan berbagai peraturan serta standar perancangan yang berlaku. Desain gedung dirancang agar mudah dibangun menggunakan metode precast dan memenuhi kriteria keamanan kebakaran (Peraturan Menteri PU No. 26 Tahun 2008), aksesibilitas difabel (SNI 03-1733-2004), serta kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan (UU No. 28 Tahun 2002 dan PP No. 16 Tahun 2021). Desain pasif diterapkan dengan pendekatan teori Fanger, menghasilkan nilai Predicted Mean Vote (PMV) +0,41, lebih baik dari standar BCA Greenmark (PMV +0,6). Radiasi dan angin dikendalikan melalui orientasi massa bangunan yang tepat dan penggunaan sistem sirip penghalau radiasi serta ventilasi silang. Gedung ini mencapai status Super Low Energy (SLE) dan Positive Energy (PE) berdasarkan BCA Greenmark, serta Triple Net Zero berdasarkan LEED Zero USGBC. Desain pasif, orientasi yang tepat, dan sirip bangunan pada bukaan mampu menekan penggunaan energi operasional sebesar 65,4%, memenuhi syarat SLE BCA Greenmark. Energi dari panel surya menghasilkan 285.125 – 368.985 KWh per tahun, cukup untuk kebutuhan operasional 265.156 KWh per tahun, mencapai Net-Zero Energy (NZE) dan Positive Energy (PE). Emisi karbon rancangan sebesar 175.564 MJ berhasil ditekan menjadi 85.325 MJ dengan substitusi material struktur kolom dan balok dari beton bertulang menjadi GLT, plat lantai dengan CLT mengurangi emisi karbon struktur sebesar 54%. Emisi karbon selama 50 tahun sebesar 49.007.247 MJ dapat diimbangi dengan energi bersih yang menghindarkan emisi 51.322.442 – 66.417.278 MJ, mencapai status Net-Zero Carbon (NZC). Volume simpan air 1.510 m³ bersumber dari air hujan mencukupi kebutuhan air sepanjang tahun, mencapai Net-Zero Water (NZW). Pengelolaan sampah dapat mengurangi 94,5% potensi sampah dengan daur ulang, magot BSF dan komposting, memberi peluang Net-Zero Waste. Urgensi perubahan iklim dan Paris Agreement menjadikan penerapan konsep Net Zero di kampus sebagai langkah awal yang tepat untuk skala yang lebih besar. Investasi gedung ini memberikan imbal balik finansial sebesar 1.176% dengan biaya sewa terjangkau dan biaya operasional rendah, serta manfaat sosial berupa edukasi, penelitian ilmiah, dan peningkatan kesadaran lingkungan.