Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh permukiman kumuh adalah rendahnya
akses terhadap sanitasi yang baik. Hal ini menjadi tantangan dalam perbaikan dan
peningkatan akses terhadap sanitasi dengan memperhatikan pemilihan teknologi
yang tepat, terjangkau, berkelanjutan, serta sesuai dengan lingkungannya. Salah
satu teknologi yang dapat diaplikasikan pada permukiman kumuh adalah TripikonS yang terdiri dari tiga (tri) pipa (pi) konsentris (kon) septik (S), sebagai salah satu
solusi pengolahan air limbah domestik untuk kawasan spesifik. Berbagai
modifikasi telah dilakukan untuk mencapai efisiensi terbaik. Pada penelitian ini
melakukan pengujian skala laboratorium pada modifikasi Tripikon-S dengan
penambahan batu apung pada pipa besar (pipa ketiga) dan sistem filtrasi ijuk-kerikil
pada pipa outlet Tripikon-S. Batu apung diletakan pada pipa terluar yang berukuran
8-inch sebanyak 45 buah. Filter ijuk-kerikil terletak pada ujung outlet reaktor
dengan ketebalan masing-masing 10 cm untuk ijuk dan 10 cm untuk kerikil.
Pengujian reaktor modifikasi ini terbagi menjadi proses batch dan proses kontinyu.
Pada proses batch, variasi limbah yang digunakan adalah limbah black water
dengan beban COD 500 mg/L, 750 mg/L, dan 1.000 mg/L yang dijalankan selama
3 hari. Kemudian dilanjutkan pengujian kinerja reaktor pada kondisi kontinyu
dengan variasi limbah black water (COD 750 mg/L) dan limbah mixed wastewater
(300 mg/L) yang dijalankan dengan HRT 48 jam (2 hari). Analisis kinetika
penyisihan COD menggunakan kinetika orde satu dan pertumbuhan bakteri
dianalisis menggunakan kinetika Monod. Untuk mengidentifikasi komunitas
mikroba pada batu apung menggunakan metode 16 r-RNA sequencing dan metode
Scanning Electron Microscope untuk melihat morfologi media terlekat, yakni batu
apung. Penyisihan pada proses batch menghasilkan ?max 0,0168/jam, Ks 421,023
mg/L COD/jam, dan yield 1,829. Laju degradasi substrat (k) pada konsentrasi 500,
750, dan 1.000 mg/L diperoleh masing-masing 0,0612/jam, 0,0518/jam, dan
0,0489/jam. Penyisihan limbah black water menunjukkan bahwa reaktor modifikasi
lebih baik dari reaktor kontrol. Penambahan filter ijuk-kerikil pada proses kontinyu
tidak memberikan peningkatan efisiensi pada parameter COD 17,75% dan TSS 24,86%. Hasil uji (p = 0,223) menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan
pada Tripikon-S modifikasi dalam pengolahan limbah black water dibanding
limbah mixed water