digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_THAREQ MUHAMMAD DIVA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Kota Jakarta Timur merupakan salah satu kota yang menghasilkan konsentrasi particulate matter (PM2.5) tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kepadatan penduduk Jakarta Timur yang terus bertambah ± 1,42% setiap tahunnya, sehingga berpotensi menghasilkan emisi PM2.5 yang berasal dari berbagai sumber. Penelitian terkait identifikasi sumber pencemar dan rekomendasi air pollution control pada lokasi tersebut sangat diperlukan. Sampel PM2.5 diukur dengan menggunakan instrument SuperSASS selama 24 jam pengukuran, setiap 3 hari, dalam periode pengukuran 18 Oktober 2023 – 27 Mei 2024. Filter Teflon digunakan untuk mengetahui konsentrasi massa PM2.5, Black carbon, Trace elements dan Dissolved ions. Sedangkan Filter Quartz digunakan untuk mengetahui konsentrasi Organic carbon dan Elemental carbon. Konsentrasi rata-rata massa PM2.5 yang dihasilkan sebesar 39,13±16,7 µg/m3, dengan masing-masing kontribusi terhadap PM2.5 adalah Black carbon (18,12%), Organic carbon (33,42%), Elemental carbon (8,07%), Trace elements (11,26%) dan Dissolved ions (19,25%). Positive Matrix Factorization (PMF) diaplikasikan untuk mengidentifikasi kontribusi sumber pencemaran udara yang dominan. Hasil yang diperoleh dari PMF menghasilkan 8 sumber faktor, dengan faktor Transportasi (48,8%) menjadi yang paling dominan. Berdasarkan sumber faktor dominan tersebut, maka di rekomendasikan perlu dilakukan kajian komprehensif pemilihan alat pengendali pencemaran udara untuk faktor Transportasi berupa Diesel particulate filter (DPF) dan Gasoline particulate filter (GPF) sebagai upaya untuk mengendalikan permasalahan pencemaran udara di Kota Jakarta Timur