Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan adalah
salah satu penyebab utama cuti sakit dan kecacatan di berbagai negara. MSDs menjadi salah
satu dari tiga alasan paling umum cuti sakit di Austria. MSDs menyebabkan kehilangan hari
kerja sebesar 21,4% yaitu 15,8 hari dari total cuti sakit pada tahun 2016 di Austria sedangkan
rata-rata cuti sakit di Austria adalah 9,8 hari. Data dari Lembaga Asuransi Sosial di Finlandia
(KELA) menunjukkan pengeluaran untuk rehabilitasi MSDs mencapai EUR 41,5 juta. Data ini
menjadikan pengeluaran untuk MSDs menjadi terbesar ketiga setelah pengeluaran rehabilitasi
untuk gangguan mental/perilaku dan penyakit sistem saraf. Selain data tersebut, kasus MSDs
terjadi dengan rata-rata 35 kasus untuk setiap 10.000 pekerja tetap dan menyumbang 29% dari
total kasus kecelakaan kerja di industri. Pekerjaan kasir memiliki risiko tinggi terhadap MSDs
akibat postur kerja statis dan gerakan berulang. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi
faktor risiko ergonomi pada pekerja kasir namun kajian menggunakan CMDQ dan REBA
dalam menganalisis risiko MSDs pada pekerja masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi prevalensi dan faktor risiko penyebab MSDs pada pekerja kasir,
mengidentifikasi hubungan faktor individu dan pekerjaan terhadap keluhan MSDs, serta
mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi MSDs pada kasir. Studi ini merupakan
studi cross sectional yang melibatkan 114 pekerja kasir swalayan dengan usia 18-60 tahun.,
tidak hamil, tidak mengkonsumsi obat-obatan, dan tidak memiliki riwayat cedera MSDs. Data
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner demografis, formulir CMDQ dan analisis postur
kerja menggunakan REBA. Data ini kemudian dianalisis menggunakan uji Kendall-Tau untuk
menemukan korelasi antara variabel independen dan variabel dependen serta uji Mann Whitney
U untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap keluhan sakit di bagian tubuh tertentu.
Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengidentifikasi faktor dominan penyebab MSDs.
Hasil REBA menunjukkan bahwa sebanyak 1,8% pekerja memiliki risiko rendah, 77,2%
pekerja memiliki postur kerja dengan tingkat risiko sedang, 18,4% pekerja memiliki risiko
tinggi, dan 2,6% memiliki risiko sangat tinggi sehingga perlu investigasi lanjutan dan
perubahan terhadap postur tubuh. Hasil dari CMDQ menunjukkan bahwa prevalensi nyeri
tertinggi yaitu pada kaki kanan (86,8%), kaki kiri (84,2%), dan punggung bawah (76,3%).
Faktor risiko signifikan yang mempengaruhi keluhan MSDs meliputi usia (p = 2,781 x 10-8
),
masa kerja (p = 6,66 x 10-11), indeks massa tubuh (p = 1,47 x 10-7
), jenis kelamin (p = 0,005),
dan postur kerja yang diukur menggunakan REBA (p = 2,2 x 10-16). Uji Kendall-Tau juga
menunjukkan arah hubungan positif antara variabel-variabel tersebut dengan keluhan MSDs.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja kasir dengan risiko postur kerja tinggi memiliki
prevalensi MSDs yang lebih besar. Uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa faktor dominan yang menyebabkan keluhan MSDs pada pekerja kasir adalah postur tubuh tidak
ergonomis. Nilai R2=0,6961 menunjukkan bahwa sebagian besar variasi dalam keluhan MSDs
dapat dijelaskan oleh variabel independen seperti usia, masa kerja, kebiasaan olahraga, IMT,
jenis kelamin, penggunaan hak tinggi, tinggi stasiun kerja, dan skor REBA. Penelitian ini
menghasilkan beberapa rekomendasi untuk perbaikan risiko postur kerja kasir yaitu
menerapkan postur berdiri dinamis dengan batas aman berdiri 40 menit, menyediakan tempat
duduk untuk istirahat, melakukan peregangan ringan setiap 30 menit. Selain itu, perlu adanya
penggunaan alas kaki yang nyaman serta matras anti-fatigue. Penggunaan konveyor dan
pemindai gemggam direkomendasikan untuk mengurangi risiko cedera akibat membungkuk
atau mengangkat beban. Panduan desain ergonomis dari OSHA, seperti ketinggian area kerja
yang optimal dan orientasi meja kasir menghadap depan, juga disarankan untuk mendukung
kenyamanan pekerja