Operasi penambangan dilakukan melalui penggalian dan pengangkutan material
tanah penutup dalam jumlah yang relatif besar. Kegiatan tersebut dapat
menimbulkan potensi dampak terhadap aspek lingkungan terutama pengelolaan air.
Air tambang batubara cenderung memiliki karakteristik koloid dengan komposisi
lempung (colloidal clay) yang sulit untuk mengendap. Studi ini bertujuan untuk
mengetahui karakterisasi air tambang batubara dan potensi pengolahannya melalui
proses koagulasi kimia dan elektrokoagulasi. Proses koagulasi kimia dilakukan
dengan alum dan PAC pada rentang dosis 140 - 400 mg/L sedangkan
elektrokoagulasi dilakukan dengan reaktor kontinu sebanyak 15 liter dengan
elektroda aluminium (Arus 6A; Debit 0,3 LPM). Dilakukan pengujian pada fasa
cair maupun fasa padatan baik pada parameter fisik, kimia maupun logam sebelum
dan sesudah pengolahan air tambang. Didapatkan bahwa sampel air tambang
batubara termasuk ke dalam kelompok air tambang netral dengan tipe air tambang
natrium-bikarbonat. Padatan tersuspensi mempunyai ukuran 1862,5 nm pada
pengamatan menggunakan LR-TEM dengan nilai zeta potensial -20,9 mV.
Dominasi mineral yang terkandung adalah kaolinite (62,4%) dan kuarsa (25,9%).
Padatan tersuspensi dapat tersisihkan hingga 96% pada dosis 230 mg alum/L dan
98% pada elektrokoagulasi. Karakterisasi dan pemahaman proses koagulasi kimia
serta elektrokoagulasi diharapkan dapat memberikan dasar penentuan untuk metode
pengolahan yang efektif pada operasi pertambangan batubara.