Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi terbarukan saat ini menjadi fokus
utama dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan
mengatasi masalah lingkungan. Dengan kandungan organiknya yang tinggi, palm
oil mill effluent (POME) memiliki potensi yang besar sebagai bahan baku untuk
produksi energi terbarukan, sekaligus dapat menggantikan posisi tanaman pangan
sebagai bahan baku bioenergi. Produksi energi terbarukan dari POME dapat
dilakukan dengan biokonversi anaerobik melalui fermentasi. Selama fase
asidogenesis, produk bioenergi berupa bioetanol, biohidrogen, dan asam lemak
volatil dapat dihasilkan. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengkaji konversi
limbah POME menjadi hidrogen, namun konsentrasi biohidrogen yang dihasilkan
masih cenderung rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sebagian besar
hidrogen yang terlarut dalam fase cair, sehingga tidak dapat terukur secara
langsung. Penambahan flushing nitrogen ke dalam reaktor dimaksudkan untuk
mendorong pelepasan biohidrogen terlarut ke fase gas. Efisiensi pelepasan gas
hidrogen diukur melalui koefisien perpindahan massa (kLa dan kL) dengan
memvariasikan kecepatan superfisial gas. Analisis karakteristik hidrodinamika
gelembung gas berupa kecepatan gelembung, bentuk dan ukuran gelembung, rezim
aliran, dan gas hold up yang terbentuk dilakukan untuk memahami proses transfer
gas yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan laju alir volumetrik dan
kecepatan superfisial gas yang diinjeksikan berpengaruh positif terhadap proses
transfer gas. Koefisien transfer massa optimum diperoleh pada kecepatan
superfisial 0,0079 m/s dengan koefisien transfer massa (kLa) dan koefisien transfer
gas (kL) sebesar 0,00032 detik-1
dan 2,69×10-5 m/detik. Pengaplikasian flushing gas
nitrogen dengan kecepata superfisial gas sebesar 0,0079 m/s dalam pengolahan
limbah artifisial organik tinggi dapat meningkatkan konsentrasi gas hidrogen,
dengan peningkatan konsentrasi maksimum sebesar 41,7% dan konsentrasi
biohidrogen maksimum yang dihasilkan sebesar 17,3% dicapai pada waktu reaksi 72 jam