digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABTRAK_SARAH AZZARA DIKARULIN
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Polusi udara, khususnya polusi Particulate Matter 2.5 (PM2,5), telah menjadi permasalahan global yang meresahkan. Di Indonesia, polusi udara sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kota-kota besar seperti Bandung menghadapi permasalahan serius terkait polusi udara, terutama tingginya tingkat PM2,5. Kelompok yang rentan terhadap dampak buruk polusi udara diantaranya adalah individu yang bekerja di luar ruangan seperti pengemudi ojek online dan kurir paket. Mereka terpapar langsung pada polusi udara saat bekerja, yang dapat mengakibatkan penurunan kesehatan yang signifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai paparan pribadi terhadap PM2,5 di berbagai lingkungan mikro selama 24 jam di Kota Bandung, menggunakan sensor berbiaya rendah, yang bertujuan untuk memahami pola paparan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat paparan PM2,5. Sensor yang digunakan untuk mengukur konsentrasi PM2,5 adalah sensor AS-LUNG portabel dengan kombinasi GPS dan survei demografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan individu terhadap PM2,5 bervariasi pada kelompok pengemudi ojek online laki-laki, pengemudi ojek online perempuan, dan kurir paket secara berurut sebesar 49,56 ?g/m3, 62,76 ?g/m3, dan 67,28 ?g/m3. Faktor paparan asap rokok menjadi kontribusi utama yang mempengaruhi peningkatan paparan PM2,5 pada seluruh kelompok partisipan. Ratarata analisis potensi risiko kesehatan jangka panjang menunjukkan bahwa hanya kelompok partisipan pengemudi ojek online laki-laki yang masih dalam kategori “aman” dengan nilai Risk Quotient (RQ) < 1. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi paparan PM2,5 sehingga dapat mencegah dampak negatif terhadap kesehatan.