Salah satu metode eksplorasi tahap awal yang umum digunakan adalah penginderaan jauh, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung identifikasi keterdapatan mineral. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam mengidentifikasi mineral masih dapat ditingkatkan dengan metode penajaman citra (pan-sharpening) untuk meningkatkan resolusi spasial, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Penelitian ini difokuskan pada evaluasi penerapan metode penajaman Gram Schmidt dalam mengidentifikasi sebaran mineral di wilayah Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan area validasi hasil pemetaan dilakukan pada Prospek Tambang Utara, IUP OP komoditas Nikel UBPN Kolaka, PT Antam Tbk, Kecamatan Pomalaa.
Metode penajaman Gram Schmidt meningkatkan resolusi spasial citra multispektral 30 m menggunakan citra pankromatik menghasilkan citra multispektral baru dengan resolusi spasial 15 m. Penelitian ini melibatkan 186 sampel batuan inti yang diambil pada 5 titik bor untuk memverifikasi keakuratan citra sebelum dan sesudah penajaman. Analisis spektrometri menggunakan alat ASD TerraSpec Explorer/4 Hi-Res dilakukan untuk mengidentifikasi jenis mineral berdasarkan reflektansinya. Analisis geokimia dengan metode X-Ray Fluoresence (XRF) juga digunakan untuk mengevaluasi efektifitas metode Gram Schmit berdasarkan persentase unsur Ni dalam sampel batuan inti. Hasil korelasi menunjukkan mineral saponit dan antigorit memiliki kesesuaian yang paling tinggi dengan peningkatan kadar nikel. Spektral dari kedua mineral tersebut kemudian dijadikan acuan dalam identifikasi sebaran mineral menggunakan metode Spectral Angle Mapper (SAM).
Validasi hasil identifikasi mineral dengan peta isograde Ni menunjukkan bahwa persebaran mineral saponit sesuai dengan kadar Ni 1 - 1.5%, sedangkan mineral antigorit sesuai dengan kadar Ni kurang dari 1%. Pada citra setelah penajaman, keterdapatan unsur Ni lebih konsisten dengan data lapangan, terutama di tambang terbuka dan pemukiman. Validasi pola spektral menunjukkan citra yang ditajamkan memiliki pola absorpsi yang sesuai dengan spektral sampel batuan inti dan referensi. Selain itu, validasi litologi dan pola kelurusan menunjukkan distribusi Ni berada pada batuan ultramafik dengan pola kelurusan N 330?E. Akurasi distribusi mineral saponit meningkat dari 50% pada citra sebelum penajaman menjadi 65% setelah penajaman dengan metode Gram-Schmidt.