Lokasi penelitian berada di IUP OP UBPN Kolaka, PT Antam Tbk, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah penelitian dapat dicapai dengan menempuh jalur udara dari Jakarta ke Makasar sekitar 2 jam perjalanan, kemudian dilajutkan penerbangan udara dari Makasar ke Kolaka sekitar 1 jam perjalanan, kemudian dilanjutkan lewat jalur darat dari Bandara Kolaka menuju daerah penelitian sekitar 45 menit perjalanan.
Metode penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu melakukan pemetaan geologi, pengeboran dengan total titik bor sebanyak 52 titik dan percontohan sampel bor sebanyak 1253 sampel. Evaluasi pengayaan skandium pada endapan nikel laterit di daerah penelitian menggunakan data sampel inti bor yang kemudian dilakukan analisis geokimia dengan metode X-Ray Fluoresence (XRF) untuk mengetahui kadar major element sebanyak 1253 sampel dan Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectometry (ICP-OES) sebanyak 1253 sampel untuk mengetahui kadar skandium. Petrografi sampel inti bor dilakukan untuk mendapatkan nama batuan sebanyak 30 sampel sedangkan untuk mengetahui presentase mineral penyusun dilakukan analisis X-Ray Diffraction (XRD) sebanyak 230 sampel atau 5 titik bor. Daerah penelitian dibagi menjadi tiga prospek yaitu Prospek Blok Utara, Prospek Blok Tengah dan Prospek Blok Maniang.
Unsur skandium mengalami pengayaan pada zona limonit. Berdasarkan karakteristik fisik, zona limonit dibagi menjadi dua jenis yaitu zona red limonite dan yellow limonite. Korelasi unsur skandium dengan senyawa oksida menggunakan metode korelasi Spearmen dan klasifikasi tingkat hubungan antar variabel merujuk pada Schober, 2018. Pada zona red limonite unsur skandium berkorelasi positif lemah dengan senyawa Fe2O3 memiliki nilai 0.31 dan korelasi positif sedang dengan senyawa Al2O3 memiliki nilai 0.51, sedangkan memasuki zona yellow limonite, unsur skandium menunjukan kenaikan korelasi dengan senyawa Al2O3 yang memiliki nilai korelasi positif kuat yaitu 0.80 karena terbentuk mineral ubahan seperti gibbsite dan nacrite kemudian kenaikan korelasi positif sedang dengan senyawa Fe2O3 yang memiliki nilai yaitu 0.52 karena berkurangnya mineral hematite dan lebih dominan terbentuk mineral goethite. Senyawa Cr2O3 ketika memasuki zona yellow limonite memiliki pola korelasi positif sedang terhadap pengayaan skandium yaitu dengan nilai 0.53.
Jenis batuan dasar memiliki korelasi terhadap pengayaan skandium pada daerah penelitian. Pada Prospek Blok Utara kadar pengayaan skandium yang berhubungan dengan batuan dunite memiliki kadar rata-rata 62.32 ppm dan kadar skandium pada batuan harzburgite memiliki kadar rata-rata 72.43 ppm. Pada Prospek Blok Tengah pengayaan skandium yang berhubungan dengan batuan harzburgite memiliki kadar rata-rata 72.85 ppm dan kadar skandium pada batuan lhezorlite memiliki kadar rata-rata 64.25 ppm. Pada Prospek Blok Maniang pengayaan skandium yang berhubungan dengan batuan harzburgite memiliki kadar rata-rata 83.22 ppm dan kadar skandium pada batuan serpentinite memiliki kadar rata-rata 79.32 ppm. Batuan dasar jenis harzburgite dan serpentinite memiliki rata-rata kadar skandium yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pengayaan skandium yang berhubungan dengan batuan dunite dan lhezorlit. Mineral piroksen jenis orthopiroksen diinterpretasikan lebih banyak membawa skandium dibandingan dengan mineral klinopiroksen dominan ataupun mineral olivine dominan.
Pada daerah penelitian pengayaan skandium pada zona limonit memiliki kadar berkisar 55 ppm - 127 ppm, kemudian memasuki zona saprolit kadar skandium akan turun yaitu berkisar 11 ppm – 20 ppm dan semakin turun kadarnya pada zona batuan dasar yaitu memiliki kadar skandium berkisar 5 ppm – 15 ppm.