digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER_RIAMA MADUMA CHANELIA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

BAB I_RIAMA MADUMA CHANELIA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

BAB II_RIAMA MADUMA CHANELIA
Terbatas Lili Sawaludin Mulyadi
» ITB

BAB III_RIAMA MADUMA CHANELIA
Terbatas Lili Sawaludin Mulyadi
» ITB

BAB IV_RIAMA MADUMA CHANELIA
Terbatas Lili Sawaludin Mulyadi
» ITB

BAB V_RIAMA MADUMA CHANELIA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi


Keterbatasan sumber energi dan timbulan sampah merupakan permasalahan yang terjadi di Indonesia. Estimasi timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 38,5 juta ton/tahun dengan persentase sampah plastik sebesar 14%. Pirolisis, sebagai salah satu teknologi waste to energy, adalah satu cara untuk mengurangi permasalahan keterbatasan sumber energi dan timbulan sampah di Indonesia. Waktu pemanasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah produk dan kebutuhan energi proses pirolisis. Proses pirolisis dilakukan dengan memanaskan 1 kg sampah plastik LDPE dan HDPE selama 90, 105, 120, dan 135 menit. Dengan meningkatnya waktu pemanasan, jumlah minyak yang dihasilkan proses pirolisis cenderung meningkat. Pirolisis plastik LDPE selama 90 menit sampai 135 menit menghasilkan produk berupa 17,37% - 29,72% minyak, 57,55% - 63,67% arang, dan 12,52-18,96% gas tidak terkondensasi. Pirolisis plastik HDPE selama 90 menit sampai 135 menit menghasilkan produk berupa 46,87% - 61,29% minyak, 12,21% - 26,76% arang, dan 21,59 – 26,50% gas tidak terkondensasi. Jumlah minyak hasil pirolisis HDPE selama 105 menit telah mencapai 60% dari total produk pirolisis dan peningkatan jumlah minyak pada tiap waktu pemanasan selanjutnya terjadi dalam jumlah rendah yaitu 0,33% - 0,35%. Arang hasil pirolisis LDPE dan HDPE memiliki nilai kalor antara 38,49 MJ/kg - 46,80 MJ/kg sehingga memiliki kualitas mendekati batu bara. Gas tidak terkondensasi hasil pirolisis LDPE dan HDPE seperti NO2, CO, dan SO2 pada tiap waktu pemanasan memiliki konsentrasi antara 0,034 mg/Nm3 - 1,993 mg/Nm3 sehingga memenuhi baku mutu emisi udara berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.70 tahun 2016. Meskipun pirolisis plastik LDPE dan HDPE memiliki potensi menghasilkan bahan bakar alternatif, pirolisis tidak memiliki potensi ekonomi dan mengalami defisit energi. Dengan meningkatnya waktu pemanasan pirolisis, kerugian energi dan kerugian ekonomi semakin meningkat.