digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 1 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 2 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 3 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 4 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 5 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

BAB 6 Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

PUSTAKA Nurul Aulia
PUBLIC Open In Flip Book Yoninur Almira

Transformasi perkotaan sering kali ditandai oleh fenomena reinvestasi, yaitu kegiatan investasi ulang pada suatu properti untuk meningkatkan nilai ekonominya sebagai respon terhadap tingginya kesenjangan sewa (rent gap). Fenomena ini kerap menjadi tahap awal gentrifikasi komersial, yaitu proses perubahan kawasan menjadi aktivitas komersial dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta telah mengalami transformasi kawasan yang ditandai dengan perubahan fungsi bangunan hunian menjadi bangunan komersial. Proses ini melibatkan beberapa aktor seperti pemerintah, investor dan masyarakat yang secara aktif maupun pasif berkontribusi terhadap peningkatan nilai properti dan percepatan komersialisasi kawasan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana proses dan bentuk reinvestasi yang terjadi di Kawasan Malioboro dan sekitarnya serta implikasinya pada perubahan penggunaan lahan dan pola harga lahan. Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah, 1) terumuskannya faktor pemicu dan proses reinvestasi; 2) teridentifikasinya perubahan penggunaan lahan; dan 3) terdeskripsikannya pola harga lahan dan kaitannya dengan reinvestasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan teknik wawancara purposive sampling, observasi, serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena reinvestasi di Kawasan Malioboro didorong oleh intervensi pemerintah melalui revitalisasi dan deregulasi yang mempermudah perizinan dan investasi. Masyarakat sebagai pelaku dalam fenomena ini menunjukkan karakteristik berpindah, beradaptasi dan melakukan reinvestasi dalam menyesuaikan diri dengan dinamika kawasan. Intensitas reinvestasi ini berdampak signifikan pada perubahan penggunaan lahan dan pola harga lahan yang semakin didominasi oleh aktivitas komersial. Selain itu, kenaikan harga lahan juga dipengaruhi oleh keberadaan situs dan bangunan cagar budaya di Kawasan Malioboro yang memberikan nilai tambah kawasan.