Pergeseran pusat kegiatan perkotaan ke kawasan lain menyebabkan Kawasan Pusat
Kota Bandung mengalami penurunan kegiatan komersial. Kawasan ini
menunjukkan sisi lain sebagai kawasan pusat kota lama yang secara bisnis sudah
menurun, ditinggalkan dan tidak menjadi pilihan untuk membuka usaha baru.
Sementara faktor lokasi strategis membuat kawasan ini memiliki harga lahan tinggi.
Dengan mengadopsi teori kesenjangan sewa dimana terdapat perbedaan antara nilai
aktual dan nilai potensial, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan
antara penurunan kegiatan komersial di kawasan pusat Kota Bandung dengan pola
spasial harga lahan. Sasaran dalam penelitian ini yaitu terumuskannya faktor-faktor
yang memengaruhi penurunan kegiatan komersial di Kawasan Pusat Kota
Bandung, teridentifikasinya pola spasial harga lahan dan terdeskripsikannya
keterkaitan antara penurunan kegiatan komersial dengan pola spasial harga lahan.
Pendekatan campuran dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
variabel yang dianggap mengindikasikan penurunan kegiatan komersial secara
angka maupun spasial, kemudian menggunakan analisis deskriptif untuk
menjelaskan keterkaitannya dengan pola spasial harga lahan. Penurunan kegiatan
komersial di Kawasan Pusat Kota Bandung disebabkan oleh harga sewa yang
tinggi, jumlah penduduk residensial yang menurun, investasi yang kurang optimal
dan pemanfaatan lahan yang kurang intensif sebagai perdagangan dan jasa. Teori
kesenjangan sewa menjelaskan meskipun Kawasan Pusat Kota Bandung
mengalami penurunan kegiatan komersial, harga lahannya tetap tinggi karena
potensi jangka panjang dan nilai strategisnya yang masih tetap menarik.