digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanfaatan lahan perkotaan yang semakin terbatas menuntut adanya pendekatan yang lebih efisien, terutama dalam pengembangan kawasan sekitar stasiun yang harus memastikan kemudahan akses bagi pejalan kaki. Kawasan Transit-Oriented Development (TOD) Dukuh Atas merupakan salah satu contoh di mana integrasi konsep TOD yang berfokus pada pejalan kaki memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan pengembangan kawasan perkotaan yang lebih kompak dan efisien. Penelitian ini menggunakan (mix methode) exploratory sequential design untuk menganalisis objek studi yang bertujuan mengungkapkan fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi selama penelitian berlangsung. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) kualitas elemen jalur pedestrian pada kawasan TOD Dukuh Atas memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi pejalan kaki, terutama mereka yang tidak familiar dengan lingkungan tersebut, 2) Sebaliknya, pejalan kaki yang lebih sering menggunakan kawasan pedestrian cenderung tidak terpengaruh oleh elemen-elemen fasilitas yang ada karena mereka sudah terbiasa dengan lingkungan sekitarnya, 3) Selain itu, hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa pejalan kaki lebih menyukai jalur pedestrian yang memiliki penggunaan lahan yang bervariasi di sekitarnya, 4) Berdasarkan hasil penelitian ini, kualitas elemen pedestrian dalam kawasan TOD terbukti mempengaruhi persepsi pengunjung, sehingga rekomendasi mengenai fasilitas elemen jalur pedestrian ini tidak hanya relevan untuk diterapkan di kawasan TOD Dukuh Atas, tetapi juga dapat diaplikasikan pada kawasan perkotaan lain yang memiliki karakteristik serupa.