Pemanfaatan lahan perkotaan yang semakin terbatas menuntut adanya pendekatan yang lebih
efisien, terutama dalam pengembangan kawasan sekitar stasiun yang harus memastikan
kemudahan akses bagi pejalan kaki. Kawasan Transit-Oriented Development (TOD) Dukuh
Atas merupakan salah satu contoh di mana integrasi konsep TOD yang berfokus pada pejalan
kaki memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan pengembangan kawasan perkotaan
yang lebih kompak dan efisien.
Penelitian ini menggunakan (mix methode) exploratory sequential design untuk menganalisis
objek studi yang bertujuan mengungkapkan fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi
selama penelitian berlangsung. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) kualitas
elemen jalur pedestrian pada kawasan TOD Dukuh Atas memiliki pengaruh signifikan terhadap
persepsi pejalan kaki, terutama mereka yang tidak familiar dengan lingkungan tersebut, 2)
Sebaliknya, pejalan kaki yang lebih sering menggunakan kawasan pedestrian cenderung tidak
terpengaruh oleh elemen-elemen fasilitas yang ada karena mereka sudah terbiasa dengan
lingkungan sekitarnya, 3) Selain itu, hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa pejalan kaki
lebih menyukai jalur pedestrian yang memiliki penggunaan lahan yang bervariasi di sekitarnya,
4) Berdasarkan hasil penelitian ini, kualitas elemen pedestrian dalam kawasan TOD terbukti
mempengaruhi persepsi pengunjung, sehingga rekomendasi mengenai fasilitas elemen jalur
pedestrian ini tidak hanya relevan untuk diterapkan di kawasan TOD Dukuh Atas, tetapi juga
dapat diaplikasikan pada kawasan perkotaan lain yang memiliki karakteristik serupa.