Kawasan TOD Dukuh Atas merupakan pengembangan kawasan transit pertama dengan lima jenis moda transportasi publik di Jakarta, yakni MRT Jakarta, BRT TransJakarta, kereta bandara, kereta commuterline, dan LRT Jabodebek. Namun posisinya saat ini menyebabkan sejumlah titik transit dalam Kawasan TOD Dukuh Atas sulit untuk terintegrasi. Selain terbelah oleh Sungai Ciliwung dan Jalan Sudirman yang membagi kawasan transit menjadi empat kuadran, lokasi TOD Dukuh Atas juga berbatasan dengan zona hunian cagar budaya Menteng. Hal ini memerlukan perhatian yang berbeda dalam meningkatkan kepadatan kawasan transit TOD Dukuh Atas. Untuk mengajukan rekayasa jaringan struktur dan komposisi tata bangunan pada ragam aktivitas ruang kota, maka perlu dilakukan analisis dampak sentralitas dengan metode kuantitatif: Urban Network Analysis (UNA). Perangkat analisis dengan metode UNA yang digunakan dalam riset ini adalah: Reach Index, Gravity Index, Betweenness Index, Straightness Index, dan Closeness Index. Kelima perangkat analisis sentralitas ini akan diterapkan pada kondisi eksisting, kondisi penyesuaian dengan PRK (Panduan Rancang Kota) Kawasan TOD Dukuh Atas, kondisi ajuan rekayasa dua alternatif, dan hasil interasi ajuan studi desain. Sehingga didapat komposisi pola jaringan dan tata bangunan dengan sebaran ragam aktivitas yang optimal untuk kondisi pengembangan Kawasan TOD Dukuh Atas. Perbedaan kebutuhan rekayasa antara kawasan berkepadatan tinggi pada area transit dan kawasan kepadatan rendah pada area cagar budaya berdampak pada kebutuhan yang berbeda di antara kelima perangkat analisis. Hasilnya, pada pengembangan kawasan transit berkepadatan tinggi, diperlukan nilai sentralitas reachness, gravity, dan straightness yang tinggi, sedangkan pada kawasan cagar budaya residensial berkepadatan rendah dibutuhkan nilai sentralitas straightness dan betweenness yang tinggi untuk kemudahan akses menuju fasilitas kawasan. Desain yang diajukan telah memenuhi kondisi ini dan mempertahankan nilai straightness dan betweenness yang baik. Kajian ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana kelima perangkat analisis UNA (Urban Network Analysis) dapat digunakan pada karakter kawasan yang berbeda dan menjadi contoh kasus studi yang melibatkan kawasan berorientasi transit dan kawasan hunian cagar budaya dengan metode analisis Urban Network Analysis (UNA).