digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_HARITS RADITYA IRCHAMNI
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Pembangkit listrik tenaga gas alam diestimasikan menghasilkan 24,4%dari energi listrikyangberedar di seluruh Indonesia. Sejumlah polutan udara yang dapat ditimbulkanolehpengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan Total Suspended Particulate (TSP) dengan risiko menimbulkankomplikasi kesehatan sistem pernapasan pada konsentrasi yang melampaui baku mutuudaraambien. Sebagai salah satu infrastruktur energi yang berlokasi di dekat Kecamatan Penjaringandengan penduduk 59.142 jiwa, Unit Pembangkit (UP) Muara Karang menjadi sorotan dari aspekdampak yang ditimbulkan kepada lingkungan. Penelitian ini menggunakan perangkat lunakAERMOD untuk melakukan pemodelan dispersi polutan SO2, NO2, dan TSP pada sumber titikcerobong PLTGU Muara Karang sebagai upaya mitigasi pencemaran dan penjagaan kualitasudara. Pada pengoperasian AERMOD dibutuhkan data meteorologi yang dikelola padaAERMET dan data topografi yang diproses pada AERMAP. Konsentrasi pencemar pada periode1 jam, 24 jam, dan 1 tahun dibandingkan dengan baku mutu pada Peraturan PemerintahNomor22 Tahun 2021 pada lima titik pengukuran diskrit dan lokasi dengan konsentrasi maksimal. Berdasarkan hasil analisis isopleth, konsentrasi 1 jam maksimal NO2 disimpulkan melebihi bakumutu, dan seluruh titik pengukuran konsentrasi di setiap periode telah memenuhi bakumutukualitas udara ambien yang ditentukan.