Segmen hulu Sungai Cikapundung merupakan salah satu perairan permukaan yang
masih dimanfaatkan sebagai sumber air baku air minum untuk pemenuhan
kebutuhan air minum masyarakat di Kota Bandung. Perubahan pada pemanfaatan
lahan di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung dapat mempengaruhi
kualitas air sungai. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan status mutu dan
distribusi spasial 12 parameter fisikokimia-mikrobiologi perairan segmen hulu
Sungai Cikapundung yang melintasi kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Pengambilan sampel air dilakukan di lima titik pemantauan pada bulan Agustus
hingga September 2024. Status mutu air sungai ditentukan dengan metode IP dan
NSF WQI dan kemudian dilakukan analisis koefisien korelasi Pearson untuk
memberikan gambaran hubungan tiap parameter dan sumber pencemar utama
Sungai Cikapundung Hulu. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial
pada kelima titik pemantauan. Peningkatan konsentrasi secara signifikan ditemukan
di titik E (hilir) mencakup parameter nitrat (2,40 mg/L), total fosfat (1,28 mg/L),
fecal coliform (240.000 JPT/100 mL), dan total coliform (350.000 JPT/100 mL).
Nilai IP dikategorikan cemar berat pada titik B dan E dan cemar sedang pada titik
A, C, dan D untuk kesesuaian dengan baku mutu kelas I yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, sedangkan status mutu air tergolong
pada kategori sedang pada kelima titik dengan metode NSF WQI. Hubungan
korelasi yang kuat ditemukan pada parameter temperatur, turbiditas, TDS, TSS,
DO, BOD, nitrat, total fosfat, fecal coliform, dan total coliform.