Konstruksi rumah masih umum dikerjakan secara konvensional padahal telah tersedia teknologi untuk membantu proses konstruksinya yaitu menggunakan 3D Concrete Printing (3DCP). Keunggulan dari penggunaan teknologi ini yaitu mempercepat proses konstruksi, meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, pengurangan biaya konstruksi khususnya dalam menggunakan bekisting, memberikan keluwesan dalam membuat bentuk bangunan, dan tingkat presisinya yang tinggi. Dibalik keunggulannya tentu saja ada kekurangan dari teknologi ini yang perlu menjadi perhatian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu terkait pumpability dan printability karena dengan 3DCP campuran betonnya perlu diantarkan melalui selang menuju nozzle untuk kemudian dicetak (pumpability) dan diharapkan tetap memiliki kekakuan tertentu agar saat dicetak lapis demi lapis campuran dapat mempertahankan bentuknya (printability). Selain hal-hal tersebut hubungan antarlapisnya juga memerlukan perhatian khusus karena proses mencetaknya dilakukan lapis demi lapis sehingga ada potensi perlemahan akibat dikerjakan pada waktu yang berbeda (indikasi tidak monolit). Penelitian ini bertujuan mempelajari perilaku dinding dan keandalannya untuk digunakan sebagai bangunan rumah satu lantai di Indonesia mengingat adanya perlemahan yang terjadi pada hubungan antarlapis. Struktur elemen yang ditinjau adalah dinding yang terbuat dari 3DCP yang diberikan elemen pengikat seperti confined masonry. Analisis untuk men-justifikasi bahwa dinding dengan konfigurasi tersebut dapat digunakan di Indonesia perlu dilakukan karena Indonesia adalah daerah yang rawan gempa. Mengingat dinding yang dianalisis digunakan untuk bangunan rumah satu lantai yang mana artinya sangat kaku sehingga pendekatan dalam kriteria penerimaannya berdasarkan kekuatan (strength based) karena tidak diharapkan terjadi plastifikasi pada struktur. Software LS-DYNA digunakan untuk mempelajari perilaku dinding dan menghasilkan kapasitas dinding yang akan dibandingkan dengan demand gempa maksimum yang terjadi di Indonesia. Beban yang diberikan pada struktur dinding yang ditinjau yaitu menggunakan pushover. Pemodelan dibagi menjadi dua model yang mana model pertama untuk parameter kekuatan antarlapisnya mengacu pada standar bata dan model kedua menggunakan hasil pengujian di Laboratorium ITB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur dinding tersebut memiliki kapasitas struktur diatas demand gempa maksimum yang terjadi di Indonesia berdasarkan peta gempa yang berlaku saat ini. Selain itu perilaku kegagalan struktur dinding ini diawali dengan kegagalan lentur kemudian diikuti dengan kegagalan sliding shear. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur dinding 3DCP yang dianalisis dapat digunakan untuk bangunan rumah satu lantai di Indonesia.