digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

LRT merupakan salah satu transportasi berbasis rel yang menerapkan kawasan dengan konsep TOD pada beberapa titik stasiun, hal tersebut untuk mengurangi tingkat kemacetan dan keefisienan kota. Dalam hal ini Aksesibilitas merupakan salah satu pemenuhan penerapan konsep TOD, dikarenakan ukuran tingkat kenyamanan dan kemudahan dalam pencapaian transportasi terhadap fungsi tata guna lahan. Stasiun LRT Harjamukti menerapkan pendekatan konsep TOD dengan memaksimalkan peningkatan angkutan umum dan fasilitas yang ramah dengan pejalan kaki dan pesepeda. Metode yang digunakan dalam analisis aksesibilitas terhadap konsep TOD merupakan Metode Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis terhadap tata guna lahan pada kawasan tersebut menggunakan Metode Pengukuran. Dari analisis aksesibilitas yang dilakukan didapatkan hasil pada variabel walk, connect dan transit terhadap area trotoar maupun peran transportasi publik berada pada kuadran II dengan harapan pengguna tetap dipertahankan. Pada variabel cycle dan shift terhadap kawasan pesepeda dan kepadatan di area stasiun perlu diperhatikan kembali dikarenakan berada pada kuadran I dengan harapan pengguna untuk diprioritaskan dalam pengembangan fasilitas yang ada. Pengguna LRT Harjamukti yang didominasi dengan radius >10km dengan menggunakan transportasi publik. Persentase tata guna lahan menggunakan metode pengukuran memiliki KDB 8% dan tingkat KLB sekitar 0,2-0,5 pada lahan non permukiman, sedangkan besar persentase lahan campuran pada permukiman didominasi sebesar 22% dan 54% pada area non permukiman. Maka menurut penilaian parameter TOD ITDP 2017 kawasan Stasiun Harjamukti didapatkan nilai persentase dengan menggunakan metode IPA dan pengukuran yang didapatkan poin sebesar 42 yang masih dikategorikan bukan termasuk kawasan TOD dengan poin minimal standard TOD ITDP sebesar 52.