digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Penelitian ini membahas trilema energi—menyeimbangkan keterjangkauan, keberlanjutan, dan keandalan—melalui evaluasi sistem energi off-grid dengan delapan skema iradiasi matahari, program respons permintaan, dan berbagai konfigurasi resiliensi. Skenario pemangkasan puncak terbaik yang mencapai Load Factor (LF) tertinggi mampu mengoptimalkan efisiensi sistem, namun skenario pemangkasan puncak lainnya dengan LF yang sedikit lebih rendah menunjukkan Levelized Cost of Energy (LCOE) lebih rendah pada resiliensi 3 hari karena profil bebannya yang stabil. Penerapan algoritma knapsack pada peralatan rumah tangga menstabilkan LF dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas, sementara strategi pemangkasan puncak dalam program respons permintaan meningkatkan efisiensi biaya dan menjaga insentif pada tingkat stabil sebesar 0,0861 Rp/kWh per LCOE. Dengan studi kasus di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, skema iradiasi tanpa- resiliensi direkomendasikan karena biaya investasinya yang lebih rendah, stabilitas teknis, dan kemampuannya dalam pemangkasan daya, meskipun skema ini kurang andal selama periode iradiasi rendah yang berkepanjangan, yang dievaluasi melalui analisis aliran beban kuasi-dinamis. Skema ini juga menunjukkan probabilitas tahunan tertinggi berdasarkan data NASA. Penelitian ini menyoroti peran penting respons permintaan dan sensitivitas iradiasi dalam menyediakan solusi energi off- grid yang terjangkau, berkelanjutan, dan andal.