Pada masa transisi energi, pasokan listrik di pulau terpencil harus beralih dari bahan
bakar fosil ke energi terbarukan. Karena sumber energi terbarukan di pulau ini
terbatas dan memiliki karakteristik unik sebagai sumber energi yang terputus-putus
dan tidak dapat dikirim, maka pengoperasian jaringan listrik harus dimodifikasi.
Salah satu solusi untuk keandalan pasokan selama pengoperasian sumber daya
energi yang terputus-putus dan tidak dapat dikirim adalah Demand Response (DR).
Dalam memodelkan program DR ini menggunakan metode Linear Programming
(LP) sebagai pendekatan. Dalam studi kasus, penerapan metode DR dengan Linear
programming dapat meningkatkan keandalan sistem, meminimalkan total biaya
operasional pembangkit listrik, serta menguntungkan konsumen listrik dan rencana
usaha penyediaan tenaga listrik (PLN) dengan mengurangi permintaan beban pada
periode tertentu, terutama pada saat ketersediaan sumber daya minimum.
Penyesuaian beban ini dapat mengurangi total biaya pembangkitan yang akan lebih
rendah dari biaya sebelumnya, meskipun terdapat biaya tambahan beruba insentif
yang harus dibayarkan kepada pelanggan.