Transportasi umum memegang peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,
terutama dalam menciptakan konektivitas yang efektif di berbagai moda transportasi, seperti darat,
laut, udara, dan perkeretaapian. Infrastruktur transportasi berfungsi sebagai tolok ukur dalam
mendukung perkembangan wilayah, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri
Perhubungan RI, yang menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk mencapai tujuan
tersebut.
PT Kereta Api Indonesia atau KAI memainkan peran strategis dalam mendukung penyediaan
infrastruktur konektivitas yang dapat meningkatkan produktivitas. Infrastruktur yang dibangun
oleh KAI diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang, baik dari sisi pertumbuhan
ekonomi, efisiensi penggunaan sumber daya, maupun peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, peningkatan produktivitas ini tidak hanya berdampak pada ekonomi makro, tetapi juga
pada skala ekonomi yang lebih besar dan optimal, yang menunjukkan bahwa ada perbaikan
efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang ada.
Dengan lebih dari 15,2 juta penumpang yang diangkut hingga saat ini, LRT Jabodebek
menunjukkan potensi besar dalam mengurangi kemacetan serta menyediakan solusi transportasi
yang efisien dan ramah lingkungan. Namun, tantangan utama yang dihadapi oleh proyek ini,
terutama dalam tahap pengoperasian, adalah bagaimana menjaga keterjangkauan dan aksesibilitas
layanan untuk seluruh lapisan masyarakat, terutama dengan mempertimbangkan biaya operasional
yang tinggi.
Salah satu aspek utama dari layanan LRT Jabodebek adalah penerapan sistem tarif berbasis jarak,
di mana tarif yang dikenakan kepada penumpang dihitung berdasarkan seberapa jauh perjalanan
yang dilakukan. Meskipun sistem ini bertujuan untuk menciptakan keadilan, kenyataannya
penentuan tarif bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama terkait dengan daya beli masyarakat
yang bervariasi.
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah kepada masyarakat agar tarif LRT Jabodebek terjangkau
maka Pemerintah memberikan subsidi dalam bentuk PSO. PSO mengharuskan pemerintah untuk
memberikan subsidi bagi penyedia layanan transportasi umum agar tarif tetap terjangkau oleh
masyarakat luas, terutama mereka yang berpendapatan rendah. Sistem tarif berbasis jarak yang
digunakan dalam LRT Jabodebek mungkin perlu diimbangi dengan kebijakan subsidi yang tepat
untuk menjaga keberlanjutan finansial penyelenggaraan layanan, sekaligus memastikan keadilan
dalam akses transportasi bagi masyarakat.
Dynamic governance memainkan peran penting dalam penyesuaian dan optimalisasi tarif untuk
memastikan bahwa subsidi yang diberikan dapat mengatasi perbedaan daya beli antara kelompok
masyarakat yang berbeda. Dengan pendekatan tata kelola yang responsif, pemerintah dan PT KAI
dapat terus menyesuaikan tarif berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan tingkat daya beli
masyarakat yang terus berkembang. Studi sebelumnya telah menunjukkan perlunya struktur tarif
kereta api yang lebih kompleks dapat memberikan manfaat potensial bagi pelanggan, sejauh
menawarkan peluang yang lebih besar untuk menemukan yang kombinasi biaya disukai, durasi
waktu, kenyamanan, dan tingkat fleksibilitas.