digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri transportasi telah mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Taksi tradisional terpengaruh munculnya platform digital, termasuk layanan ride-hailing dan solusi mobility-as-a-service (MaaS), yang menawarkan kenyamanan, keterjangkauan, dan integrasi yang mulus. PT. Blue Bird, Tbk memiliki kemampuan beradaptasi dari tahun 2019 hingga 2023, pulih dari pandemi. Pendapatan kembali meningkat menjadi Rp 4.422 miliar pada tahun 2023, naik 23% dibandingkan tahun 2022, dengan laba setelah pajak meningkat 27% menjadi Rp 463 miliar. Hal ini menegaskan kemampuan Blue Bird untuk menyelaraskan kinerja operasionalnya dengan permintaan pasar, sehingga mempertahankan dominasinya di sektor transportasi Indonesia. Harga saham perusahaan sempat tertekan akibat persaingan yang ketat, ketidakefisienan operasional, dan adaptasi yang lambat terhadap tren digital. Perusahaan ini menghadapi pasar yang sangat kompetitif. Rasio keuangan seperti Gross Profit Margin, Return on Equity, dan Return on Assets menggambarkan tren positif pada tahun 2022 dan 2023. Rasio likuiditas, current ratio dan cash ratio, berfluktuasi, mencerminkan perubahan posisi likuiditas jangka pendek perusahaan. Debt to Equity Ratio tetap relatif stabil, menunjukkan penggunaan pembiayaan utang yang konservatif. Price to Earnings dan Price to Book Values menunjukkan volatilitas, dipengaruhi oleh sentimen investor dan kondisi pasar. Valuasi Discounted Cash Flow mengindikasikan prospek positif untuk masa depan perusahaan. Perusahaan harus fokus pada efisiensi biaya dengan memodernisasi armada dengan kendaraan hemat bahan bakar atau listrik serta meningkatkan transformasi digital melalui aplikasi yang lebih ramah pengguna dan harga yang dinamis. Kemitraan strategis dengan platform digital dan layanan mobilitas dapat memperluas aliran pendapatan, sementara ekspansi pasar ke Asia Tenggara dapat memanfaatkan posisi keuangan yang kuat. Investasi dalam keberlanjutan, penawaran program loyalitas, akan memperkuat posisinya. Bagi investor, PT Blue Bird menawarkan peluang, namun penting untuk memantau implementasi integrasi digital, efisiensi biaya, dan ekspansi untuk menilai potensi pertumbuhan jangka panjang. Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan, nilai intrinsik saham diperkirakan berada dalam kisaran IDR 2.325 hingga IDR 3.076 per saham, lebih tinggi dari harga pasar saat penelitian ini dilakukan, sebesar IDR 1.895 per saham. Hal ini menunjukkan bahwa saham dinilai rendah, sehingga menawarkan peluang investasi bagi investor jangka panjang.