Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang banyak diminati oleh masyarakat, namun produksinya berfluktuasi karena
hama dan kondisi iklim. Budidaya tanaman secara indoor dengan lampu LED
merupakan solusi yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas cabai.
Pencahayaan LED dapat mempengaruhi pertumbuhan, pembungaan, dan metabolit
sekunder, dengan efek yang berbeda pada spesies dan kultivar yang berbeda.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pencahayaan lampu LED
merah, biru:merah (1:1), biru:merah (3:1), biru, putih, dan cahaya matahari pada
pertumbuhan vegetatif, generatif, serta kandungan metabolit sekunder tanaman
cabai merah keriting. Biji cabai disemai dan ditumbuhkan dalam perlakuan hingga
memiliki 4 daun dengan fotoperiode 12 jam terang dan 12 jam gelap. Kemudian,
kecambah dipindahkan pada media tanam cocopeat:sekam bakar:pasir malang
(2:2:1). Dalam satu perlakuan cahaya, terdapat 4 bibit yang disemai dalam cahaya
alami dan 4 bibit yang disemai dalam kondisi cahaya perlakuan. Data vegetatif
terdiri atas daya perkecambahan dan tinggi kecambah yang diambil selama 21 hari
setelah semai, serta data tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang diambil
setiap minggu selama 16 minggu setelah tanam. Kerapatan stomata diamati di
bawah Scanning Electron Microscope (SEM). Data generatif terdiri atas waktu
inisiasi bunga, jumlah bunga, persentase bunga menjadi buah (fruit set), jumlah
buah, panjang buah, serta berat buah. Data metabolit sekunder terdiri atas
konsentrasi klorofil a dan b pada daun yang dianalisis menggunakan SPAD,
konsentrasi kapsaisin menggunakan HPLC, konsentrasi ?-Karoten menggunakan
spektrofotometer UV/VIS, dan aktivitas antioksidan (IC50) pada buah dengan
metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa cahaya LED tidak memberikan efek yang nyata pada daya perkecambahan.
Perlakuan cahaya merah memberikan efek nyata meningkatkan tinggi
perkecambahan. Dalam pertumbuhan vegetatif, cahaya putih memberikan efek
terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, kerapatan stomata (133,057
stomata/mm²), dan jumlah cabang. Tidak hanya itu, cahaya putih juga memberikan
efek terbaik pada waktu berbunga (Minggu ke-5 setelah tanam), jumlah bunga (108
± 35 bunga/tanaman), persentase bunga menjadi buah (30,6 ± 13,07%), jumlah
buah (17 ± 6 buah), berat buah (2,56 ± 0,32 g), dan panjang buah (10,81 ± 0,3 cm).
Pada kandungan metabolit sekunder, cahaya putih memiliki konsentrasi klorofil
tertinggi (3,80 ± 0,38 mg/g berat basah), sedangkan rasio klorofil a dan b tertinggi
(1,92 ± 0,01) terjadi pada perlakuan cahaya merah. Selain itu, cahaya putih
memberikan aktivitas antioksidan tertinggi yang ditandai dengan nilai IC50
terendah (1351 ± 482,3 ug/mL). Pada konsentrasi kapsaisin, cahaya biru
memberikan efek meningkatkan kandungan secara nyata (0,91 ± 0,15 mg/g berat
basah). Terakhir, pencahayaan LED tidak memberikan efek yang nyata pada
konsentrasi ?-Karoten. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan terbaik vegetatif maupun generatif cabai merah keriting terjadi pada
perlakuan cahaya putih dan perlakuan cahaya biru mampu meningkatkan kadar
kapsaisin pada buah.