digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Raiza Zaina Nabila
PUBLIC Alice Diniarti

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat, namun produksinya berfluktuasi karena hama dan kondisi iklim. Budidaya tanaman secara indoor dengan lampu LED merupakan solusi yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas cabai. Pencahayaan LED dapat mempengaruhi pertumbuhan, pembungaan, dan metabolit sekunder, dengan efek yang berbeda pada spesies dan kultivar yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pencahayaan lampu LED merah, biru:merah (1:1), biru:merah (3:1), biru, putih, dan cahaya matahari pada pertumbuhan vegetatif, generatif, serta kandungan metabolit sekunder tanaman cabai merah keriting. Biji cabai disemai dan ditumbuhkan dalam perlakuan hingga memiliki 4 daun dengan fotoperiode 12 jam terang dan 12 jam gelap. Kemudian, kecambah dipindahkan pada media tanam cocopeat:sekam bakar:pasir malang (2:2:1). Dalam satu perlakuan cahaya, terdapat 4 bibit yang disemai dalam cahaya alami dan 4 bibit yang disemai dalam kondisi cahaya perlakuan. Data vegetatif terdiri atas daya perkecambahan dan tinggi kecambah yang diambil selama 21 hari setelah semai, serta data tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang diambil setiap minggu selama 16 minggu setelah tanam. Kerapatan stomata diamati di bawah Scanning Electron Microscope (SEM). Data generatif terdiri atas waktu inisiasi bunga, jumlah bunga, persentase bunga menjadi buah (fruit set), jumlah buah, panjang buah, serta berat buah. Data metabolit sekunder terdiri atas konsentrasi klorofil a dan b pada daun yang dianalisis menggunakan SPAD, konsentrasi kapsaisin menggunakan HPLC, konsentrasi ?-Karoten menggunakan spektrofotometer UV/VIS, dan aktivitas antioksidan (IC50) pada buah dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cahaya LED tidak memberikan efek yang nyata pada daya perkecambahan. Perlakuan cahaya merah memberikan efek nyata meningkatkan tinggi perkecambahan. Dalam pertumbuhan vegetatif, cahaya putih memberikan efek terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, kerapatan stomata (133,057 stomata/mm²), dan jumlah cabang. Tidak hanya itu, cahaya putih juga memberikan efek terbaik pada waktu berbunga (Minggu ke-5 setelah tanam), jumlah bunga (108 ± 35 bunga/tanaman), persentase bunga menjadi buah (30,6 ± 13,07%), jumlah buah (17 ± 6 buah), berat buah (2,56 ± 0,32 g), dan panjang buah (10,81 ± 0,3 cm). Pada kandungan metabolit sekunder, cahaya putih memiliki konsentrasi klorofil tertinggi (3,80 ± 0,38 mg/g berat basah), sedangkan rasio klorofil a dan b tertinggi (1,92 ± 0,01) terjadi pada perlakuan cahaya merah. Selain itu, cahaya putih memberikan aktivitas antioksidan tertinggi yang ditandai dengan nilai IC50 terendah (1351 ± 482,3 ug/mL). Pada konsentrasi kapsaisin, cahaya biru memberikan efek meningkatkan kandungan secara nyata (0,91 ± 0,15 mg/g berat basah). Terakhir, pencahayaan LED tidak memberikan efek yang nyata pada konsentrasi ?-Karoten. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan terbaik vegetatif maupun generatif cabai merah keriting terjadi pada perlakuan cahaya putih dan perlakuan cahaya biru mampu meningkatkan kadar kapsaisin pada buah.