Dalam menghadapi tantangan pengadaan suku cadang yang tepat waktu dan efisien,
PT PLN Nusantara Power (PLN NP) memerlukan pendekatan inovatif untuk
mengoptimalkan proses pengadaan dan meminimalkan risiko operasional.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model rekomendasi berbasis time-series
dengan metode machine learning, seperti Long Short-Term Memory (LSTM),
Gated Recurrent Unit (GRU), Prophet, dan Recurrent Neural Network (RNN).
Model ini dirancang untuk memprediksi harga, kuantitas kebutuhan, dan waktu
pembelian suku cadang secara akurat, yang diharapkan dapat mengurangi risiko
trip atau derating pembangkit listrik.
Penelitian ini menggunakan data historis dari sistem Enterprise Asset Management
(EAM) PLN NP, mencakup purchase order dan transaksi gudang dari 2012 hingga
2023. Data diproses melalui tahap preprocessing yang melibatkan pembersihan,
agregasi, normalisasi, dan pengisian nilai yang hilang. Model dievaluasi
menggunakan metrik seperti MAE, RMSE, MAPE, R-squared untuk prediksi harga
dan kuantitas, serta Accuracy, Precision, Recall, dan F1-Score untuk prediksi
waktu pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model LSTM dan GRU memiliki performa
superior dibandingkan Prophet dan RNN dalam hal akurasi dan relevansi
rekomendasi pengadaan. Dengan implementasi model rekomendasi ini, potensi
keterlambatan pengadaan dapat dikurangi hingga 80%, yang dapat mengurangi
kerugian hingga 44,8 miliar rupiah per tahun. Penelitian ini memberikan kontribusi
signifikan dalam mendukung efisiensi operasional dan keberlanjutan PLN NP, serta
menjadi referensi berharga untuk pengelolaan pengadaan suku cadang di sektor
pembangkitan energi.