Untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang terus meningkat, PT PLN
(Persero) menerapkan langkah-langkah penting berdasarkan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 20 Tahun 2020 tentang Aturan Jaringan
Sistem Tenaga Listrik. Salah satu dari Aturan Jaringan adalah Scheduled and
Dispatch Code (SDC), yang memastikan kesiapan dan efisiensi sistem. Prediksi
beban yang akurat, yang merupakan bagian penting dari SDC, masih menjadi
tantangan karena keterbatasan metode tradisional yang mengandalkan persentase
pertumbuhan periode sebelumya. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran
mendalam, yaitu Multi-Layer Perceptron (MLP) dan Long Short-Term Memory
(LSTM), untuk meningkatkan akurasi peramalan pada sistem Jayapura dan Sorong.
Data SCADA Januari 2020-Agustus 2024 digunakan dengan penyesuaian
hyperparameter melalui pencarian grid. Evaluasi model menunjukkan LSTM
unggul dibanding MLP, dimana paada sistem Jayapura, LSTM memiliki MAE
1.0519, RMSE 1.6528, dan MAPE 0.0135, sedikit lebih baik dari MLP dengan
MAE 1.0597, RMSE 1.6804, dan MAPE 0.0136. Di sistem Sorong, LSTM juga
lebih baik dengan MAE 1.3782, RMSE 1.8657, dan MAPE 0.0333, dibanding MLP
dengan MAE 1.6192, RMSE 2.1661, dan MAPE 0.0390. Hasil ini menunjukkan
LSTM memberikan prediksi yang lebih akurat dalam perencanaan beban. LSTM
juga mengurangi kesalahan prediksi dibanding metode manual, dengan
pengurangan kesalahan (Error Reduction) 70,6% di Jayapura dan 53,5% di Sorong.
Temuan ini menunjukkan potensi LSTM dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi
perencanaan operasional untuk sistem tenaga listrik yang lebih andal dan ekonomis.