Layanan jaringan komputer menjadi bagian penting dalam mendukung proses
bisnis sistem ketenagalistrikan yang handal. Proses bisnis operasional kantor dan
layanan di perusahaan PT PLN (Persero) seperti billing management, penjualan,
kepegawaian, pengadaan, pelayanan gangguan, dan remote perangkat saat ini
sebagian besar diakses menggunakan aplikasi Web atau aplikasi Desktop yang
memerlukan koneksi jaringan Office (Intranet/Internet) maupun jaringan SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition). Sehingga apabila terjadi gangguan
jaringan, gangguan tersebut harus segera diatasi agar tidak berdampak luas terhadap
proses bisnis dan pelayanan. Saat ini, penyelesaian gangguan yang ditargetkan
tidak boleh melebihi target kinerja yang sudah ditentukan, yaitu penyelesaian
gangguan Office ditargetkan dalam waktu 1,85 jam per bulan dan SCADA Non
Redundant dalam waktu 2,16 jam per bulan. Namun, saat ini apabila terjadi
gangguan jaringan, estimasi penormalan gangguan yang sedang berjalan belum
memiliki standar atau dasar yang baku, sehingga solusi saat ini belum efektif dalam
memberikan informasi estimasi penormalan gangguan yang akurat. Prediksi waktu
optimal dalam penormalan gangguan layanan jaringan Office dan SCADA yang
akurat dan efisien sangat penting untuk keberlangsungan operasional. Di samping
itu, tim yang bekerja memulihkan gangguan di lapangan perlu memiliki target
waktu berdasarkan riwayat penyelesaian gangguan jaringan yang sudah terjadi
sebelumnya. Apabila penyelesaian gangguan dapat diatasi sebelum target yang
sudah ditentukan, maka dapat dijadikan acuan dalam pemulihan gangguan jaringan.
Namun, apabila pemulihan gangguan melebihi target yang sudah ditentukan, perlu
dikaji kembali strategi apa yang harus diambil agar pemulihan gangguan layanan
jaringan tidak melebihi waktu yang ditetapkan. Mengacu pada permasalahan
tersebut, peneliti ingin menerapkan sebuah metode yang dapat meningkatkan
akurasi prediksi dalam menentukan kelas waktu optimal durasi penormalan
gangguan layanan jaringan Office dan SCADA. Ada beberapa metode untuk
menentukan durasi gangguan namun, masih sedikit penelitian yang menggunakan
metode berbasis pembelajaran mesin (Machine Learning) untuk menentukan kelas
durasi pemulihan gangguan (Joyokusumo et al., 2020). Machine Learning dapat
digambarkan sebagai metode untuk membuat program belajar dari pengalamannya
dan meningkatkan eksekusi tugas dengan mendapatkan lebih banyak pengalaman
(Ray, 2019). Dalam kerangka konseptual Kecerdasan Buatan (AI), Machine Learning berperan sebagai model yang dapat diterapkan sebagai model yang sudah
dilatih sekali dalam agen cerdas tanpa kemungkinan belajar wawasan tambahan
dari lingkungan (Kühl et al., 2019). Mengacu pada metode tersebut, peneliti
menggunakan beberapa metode berbasis Machine Learning, yaitu Random Forest
Classifier dan XGBoost (Extreme Gradient Boosting) dalam memprediksi kelas
durasi penormalan gangguan layanan jaringan. Dilakukan juga perbandingan
akuarasi menggunakan Naïve Bayes Classifier dan Support Vector Machine.
Dataset yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data gangguan
jaringan SCADA maupun Office dari bulan Januari 2021 sampai dengan Oktober
2024 dan saat ini berisi 2591 data gangguan. Variabel (fitur input) yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 5 variabel, yaitu SID, Stop Clock (Durasi), Ticket
Open, Action, Detail Gangguan dan satu variabel target yaitu Durasi Gangguan.
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan prediksi kelas durasi penormalan
gangguan adalah memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi manajemen
penormalan gangguan yang lebih efektif dan efisien apabila telah diketahui estimasi
prediksi penormalan gangguan layanan jaringan. Di sisi lain, pengambilan strategi
penanganan penormalan gangguan layanan jaringan dapat dikaji kembali untuk
mengurangi risiko pemulihan gangguan yang memakan waktu lebih lama. Dengan
adanya prediksi yang lebih akurat, tim pemulihan dapat bekerja lebih efisien dan
tepat sasaran, serta memastikan bahwa gangguan yang terjadi tidak berdampak
signifikan terhadap operasi bisnis perusahaan. Teknologi Machine Learning dalam
memprediksi kelas durasi penormalan gangguan jaringan diharapkan mampu
menjaga kontinuitas layanan yang kritis bagi perusahaan seperti PT PLN (Persero).
Dengan demikian, model prediksi yang dikembangkan dapat menjadi alat penting
dalam manajemen pemulihan gangguan jaringan dan memberikan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik serta strategi penanganan
yang lebih efektif.