Belakangan ini, tantangan perusahaan minyak dan gas semakin bertambah, selain untuk menghasilkan keuntungan, juga harus mempertimbangkan aspek ESG, dimana salah satunya pengurangan emisi karbon. Subholding Upstream Pertamina (SHU) menjadikan hal ini sebagai salah satu target capaian tahunan perusahaan dan dicascading untuk menjadi target setiap Fungsi. Untuk mendukung target Bersama tersebut, setiap fungsi harus mereview bisnis proses masing-masing, apa saja kegiatan yang menghasilkan emisi carbon, dan tentu saja melihat potensi improvement yang dapat dilakukan. Di Fungsi SCM, salah satu kegiatan yang menghasilkan emisi carbon cukup tinggi adalah penyediaan kendarangan ringan penumpang (KRP) yang mencapai lebih dari 440 unit kendaraan. Dalam konteks ini, pemilihan bahan bakar alternatif yang optimal yang menyeimbangkan efisiensi, operasional, dampak lingkungan, dan kepatuhan terhadap peraturan menjadi sangat penting.
Projek akhir ini menyajikan evaluasi sistematis terhadap alternative penggunaan 4 (empat) bahan bakar, yaitu Biosolar CN48, Dexlite CN51, Pertadex CN53, dan Biosolar CN48+ Additive, dengan menggunakan tool Analytic Hierarchy Process (AHP). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi opsi bahan bakar yang paling ramah lingkungan dan efisien yang meminimalkan emisi karbon dan polusi udara sekaligus memastikan kelayakan operasional. Penelitian ini menggunakan AHP sebagai alat pengambilan keputusan multikriteria (MCDM), untuk mengintegrasikan berbagai kriteria dan subkriteria yang penting untuk mengevaluasi opsi bahan bakar alternatif. Kriteria ini meliputi aspek Lingkungan, Ekonomi, Teknis, dan Kualitas. Penilaian ahli dari para Subject Matter Expert (SME) di sektor minyak dan gas dikumpulkan untuk melakukan perbandingan berpasangan, yang menghasilkan penilaian komprehensif untuk setiap alternatif bahan bakar.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa PT.Pertamina Dex CN53 muncul sebagai alternatif yang paling sesuai. Temuan penelitian ini memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi perusahaan energi dan pembuat kebijakan yang ingin mengadopsi alternatif bahan bakar yang lebih bersih, yang berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dari manajemen energi berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.