digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Komoditas perikanan merupakan salah satu komoditas yang tersedia secara melimpah dan memiliki prospek untuk dikembangkan. Pengembangan komoditas perikanan (khususnya ikan bandeng, udang vaname, dan udang windu) dapat dilakukan melalui budidaya polikultur tambak di Kabupaten Indramayu dengan didukung kondisi ekologis dan geografis. Pengembangan budidaya tambak polikultur tersebut sejalan dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020–2024 dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Indramayu tahun 2021–2026. Namun demikian, pengembangan komoditas perikanan melalui budidaya polikultur tambak belum sepenuhnya berjalan secara optimal. Hal ini terindikasi dari penurunan produktivitas ikan bandeng dan udang vaname sebagai komoditas polikultur yang dibudidayakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profil budidaya tambak, aspek teknik budidaya, pemasaran, keuntungan, dan sumber daya manusia serta menyusun tujuan/sasaran, strategi, arah kebijakan, arahan program, indikator program (outcome), dan rekomendasi pengembangan usaha tambak bagi pembudidaya tambak, pemerintah daerah setempat, serta instansi terkait. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan pendekatan menggunakan teknik observasi langsung, penyebaran kuisioner kepada responden, serta studi literatur. Uji two-way MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) dilakukan untuk menentukan perbedaan pengaruh antara produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan sebagai variabel dependen terhadap faktor teknis budidaya dan faktor sumber daya manusia sebagai variabel independen. Jenis budidaya pada teknis budidaya yang dilakukan serta tingkat keterampilan sumber manusia yang ada menjadi salah satu kekuatan ataupun kelemahan pada faktor internal usaha budidaya polikultur tambak. Dalam menentukan tujuan/sasaran, strategi, arah kebijakan, arahan program, indikator program (outcome), dan rekomendasi, dilakukan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat) AHP (Analytical Hierarchy Process) menggunakan software Super Decision untuk menganalisis faktor kekuatan serta kelemahan yang merupakan faktor internal serta faktor peluang dan tantangan yang menjadi faktor eksternal pada usaha budidaya polikultur tambak di Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan secara bersama-sama menunjukkan perbedaan terhadap faktor teknis budidaya dan sumber daya manusia. Namun secara individual, produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan secara bersama-sama tidak menunjukkan perbedaan pada perbedaan faktor teknis budidaya (budidaya tradisional, semi intensif, dan intensif) maupun perbedaan faktor sumber daya manusia (terampil dan kurang terampil). Terdapat 11 strategi pengembangan usaha budidaya polikultur tambak yang dirumuskan berdasarkan metode SWOT dan prioritas strategi diurutkan menggunakan metode AHP. Tiga strategi dengan prioritas tertinggi yang dapat diterapkan antara lain melakukan promosi untuk perluasan jangkauan pemasaran, melakukan penyesuaian grade produk terhadap permintaan pasar, serta pembentukan dan penguatan lembaga pokdakan/kelompok pembudidaya ikan yang terorganisir.