Perpustakaan Digital ITB

Indonesia menjadi salah satu negara yang menunjukkan potensi signifikan dalam industri minyak dan gas untuk pengembangan lapangan tua, khususnya melalui program optimasi sumur tua dan reaktivasi sumur Idle. Namun program ini memerlukan adanya strategi yang terstruktur agar dapat mengoptimalkan potensi sudah ada dan potensi baru. Studi ini berfokus pada evaluasi 44 sumur di Lapangan X, yang telah aktif berproduksi selama lebih dari 50 tahun. Proses evaluasi dimulai dengan pengecekan kondisi sumur, diikuti oleh pemilihan sumur menggunakan metode Heterogenity Index (HI). Sumur TMA-31, TMA-32, TMA-43, dan TMA-44 dipilih berdasarkan analisis HI, dengan satu sumur aktif dan tiga sumur idle. Identifikasi potensi dilakukan melalui metode Reciprocal rate, Decline Curve Analysis, Cut-cum Plot, serta pembacaan log untuk menentukan peluang sisa cadangan dan behind casing opportunity. Evaluasi performa sumur untuk mendiagnostik air dengan menggunakan metode Chan plot dan nodal analisis untuk menilai performa produksi sumur. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dua sumur mengalami water coning dan seluruh sumur berada pada batas ekonomi, sehingga memerlukan optimasi. Masalah water coning dapat diatasi dengan pemasangan horizontal impermeable barrier dan pengurangan pressure drawdown. Untuk masalah batas ekonomi, optimasi dilakukan dengan artificial lift yang dipilih dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Sehingga terpilih Permanent Coiled Tubing Gas Lift (PCTGL). Setelah optimasi, laju alir produksi mencapai masing-masing sebesar 118 STBD, 219 STBD, 165 STBD, dan 487 STBD. Studi ini memberikan gambaran tentang strategi analisis dan metode evaluasi dalam reaktivasi dan optimasi sumur untuk memaksimalkan potensi produksi.