Studi ini berfokus pada optimalisasi sistem manajemen proyek dalam pengembangan konstruksi, khususnya pada kasus Pembangkit Listrik Tenaga Air Upper Cisokan (UCPS HEPP). Proyek dengan kapasitas 4x260 MW ini sangat penting bagi bauran energi dan tujuan lingkungan Indonesia. Namun, penundaan dan inefisiensi yang signifikan telah mengganggu kemajuan pekerjaannya, terutama karena tantangan dalam proses perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian. Studi ini menyoroti bahwa keterlambatan dalam menyelesaikan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Kontraktor (C-ESMP), keterlambatan persiapan program terperinci, dan koordinasi lapangan yang buruk merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap kemunduran proyek. Dengan panduan teori Project Management Body of Knowledge (PMBOK), penelitian ini mengusulkan sistem manajemen proyek yang komprehensif yang mengidentifikasi penjadwalan, manajemen sumber daya manusia, komunikasi, manajemen kualitas, dan manajemen pemangku kepentingan untuk memitigasi isu-isu tersebut. Melalui Analytical Hierarchy Process (AHP), penelitian ini mengidentifikasi bahwa proses “Develop & Control Schedule” merupakan aktivitas manajemen proyek yang paling penting untuk diprioritaskan. Dengan memprioritaskan “Develop & Control Schedule”, perusahaan dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dengan lebih efektif, memastikan bahwa sumber daya dialokasikan secara optimal, dan kemajuannya dipantau secara ketat. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan alat dan teknik manajemen proyek yang terdepan, seperti Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Primavera P6, untuk meningkatkan pelaksanaan proyek dan menyelaraskannya dengan ekspektasi para pemangku kepentingan. Studi ini memberikan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan praktik manajemen proyek dalam proyek-proyek infrastruktur berskala besar, yang berkontribusi pada pelaksanaan proyek yang tepat waktu dan hemat biaya.