RML, PPIU berdomisili di Jakarta, menghadapi kesulitan setelah dua gangguan besar di tahun 2020, pandemi Covid-19 dan percepatan digitalisasi atau revolusi industry 4.0, dimana sebagian besar bisnis tradisional harus keluar dari market karena tidak lagi relevan dengan perubahan dinamika pasar dan perilaku dari customer. Beberapa bisnis terpaksa harus merubah bisnis strategi mereka untuk mengikuti perubahan pola tersebut agar tetap bertahan di dalam industri.
Di dalam industri umrah pada khususnya, tantangan tidak hanya sampai disitu namun juga dari bertambahnya jumlah PPIU, hampir dua kali lipat dalam 4 tahun terakhir, yang akhirnya menciptakan persaingan ketat di industri ini. Dengan demikian dan didomplengi dengan kemudahan mendapatkan akses informasi, semakin membuat produk yang dihasilkan menjadi sebuah produk komoditi dan antara satu produk PPIU dan lainnya menjadi tidak terlalu signifikan perbedaannya. Oleh karenanya, di dalam studi ini, penulis melakukan pendekatan menyeluruh untuk menjadi RML berbeda dengan PPIU lainnya dan dapat mengkomunikasikan hal tersebut dengan memanfaatkan strategi komunikasi marketing. Hal ini dilakukan agar dapat memastikan keberlangsungan perkembangan bisnis RML dan RML dapat melakukan penetrasi pasar yang lebih baik.
Menggunakan pendekatan campuran, pengambilan data kualitatif dan kuantitatif, analisa kompetitor yang komprehensif menggunakan 4Ps serta PESTEL dan SWOT untuk menganalisa lingkungan dari RML dan mendapatkan kekuatan dan kelemahan RML saat ini. Adapun strategi marketing komunikasi dikembangan dengan arahan dari SOSTAC model. Dengan demikian, diharapkan RML dapat mengatasi tantangan yang ada dengan berhasil mengidentifikasi segmen pasar, meningkatkan merk RML, menguatkan hubungan antara RML dan customer, serta dapat mempromosikan nilai unik RML salah satunya hubungan istimewa dan personaliasi.
Perpustakaan Digital ITB