digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flip Book Dewi Supryati

Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, ramah lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Penggunaan TTG di masyarakat merupakan salah satu strategi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk khususnya komoditas pertanian. Namun demikian, muncul permasalahan bahwa banyak mesin TTG belum mempertimbangkan karakteristik dan kemampuan penggunanya. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan prinsip desain serta metode evaluasi untuk mesin TTG. Penelitian ini fokus pada TTG mesin pengolahan produk pertanian karena banyak dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat Indonesia khususnya Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Model dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan desain dan pemanfaatan TTG di masyarakat dengan memperhatikan faktor ergonomi sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Tahap pertama penelitian dilakukan tahapan pengembangan model dengan studi literatur, wawancara dan observasi lapangan. Observasi lapangan dan wawancara dilakukan ke pengguna TTG. Responden penelitian tahap ini sebanyak delapan orang responden. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengamatan secara langsung praktek penggunaan TTG di masyarakat dan memahami kendala-kendala yang dirasakan oleh pengguna terkait dengan desain TTG. Tahapan kedua yaitu pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dengan tujuan untuk mendapatkan faktor-faktor desain TTG. Responden penelitian adalah perancang dan pengguna TTG. Jumlah responden pada tahapan ini yaitu sebanyak 221 orang. Pengolahan data menggunakan metode principal component analysis (PCA) dan importance performance analysis (IPA). Tahapan ketiga adalah evaluasi mesin TTG dengan uji usabilitas secara subjektif maupun objektif menggunakan kuesioner system usability scale (SUS) dan eksperimen menggunakan alat electroencephalograph (EEG) dan heart rate monitor (HRM). Hasil observasi langsung di lapangan serta wawancara, menunjukkan secara umum terdapat tujuh permasalahan penggunaan mesin TTG yaitu aspek fungsional, beban kerja fisik, teknis, energi, keamanan, perawatan dan perbaikan, kemudahan penggunaan dan dimensi alat. Hasil analisis PCA menghasilkan enam prinsip dan 42 indikator desain yaitu aman dan mencegah kesalahan, fungsional dan ekonomis, mudah digunakan, kompatibel dengan pengguna, upaya fisik yang rendah, dan informasi mudah dipahami. Hasil analisis IPA menunjukkan ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki dari desain TTG. Perbaikan yang perlu diprioritaskan yaitu pentingnya mesin TTG memiliki panduan terkait penggunaan serta perlunya desain mesin TTG memperhatikan aspek keamanan. Tahap ketiga penelitian yaitu evaluasi mesin TTG. Pemilihan mesin TTG yang dievaluasi dilakukan melalui wawancara kuesioner dengan pakar. Faktor yang dipertimbangkan yaitu tahapan proses (set up, operation, finish) dan jenis mesin TTG dengan tingkat ergonomis berbeda (mesin pencetak mie tipe mini ekstruder, mesin pencetak mie tipe ekstruder, mesin pencetak mie tipe sheeting slitting). Eksperimen dilakukan dengan within subject design menggunakan 22 partisipan. Parameter EEG yang dievaluasi yaitu gelombang delta, teta, alfa dan beta sedangkan parameter heart rate variability (HRV) yang dievaluasi meliputi root mean square of successive RR interval differences (RMSSD), standard deviation of the NN interval (SDNN), high frequency (HF), low frequency (LF) dan rasio LF/HF. Pada studi ini juga dilakukan evaluasi usabilitas menggunakan kuesioner SUS. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan metode evaluasi desain TTG serta menentukan parameter fisiologis yang sensitif dan akurat dalam evaluasi mesin TTG. Parameter EEG yang digunakan pada penelitian ini gelombang delta, teta dan alfa menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara mesin TTG pada tahap operation sedangkan gelombang beta menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada tahap set-up. Gelombang delta menunjukkan adanya fluktuasi nilai rata-rata sedangkan gelombang teta, alfa dan beta menunjukkan adanya penurunan nilai rata-rata dari mesin 1 ke mesin 3. Usabilitas suatu produk secara umum ditandai dengan adanya peningkatan gelombang teta, peningkatan gelombang alfa dan penurunan gelombang beta. Parameter HRV yaitu SDNN, RMSSD, LF, HF dan rasio LF/HF menunjukkan adanya variasi peningkatan dan penurunan nilai rata antara tiap tahapan proses antar mesin. Namun demikian secara statistik hanya parameter rasio LF/HF yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan. Hasil kuesioner SUS menunjukkan bahwa secara subjektif mesin mini ekstruder memiliki usabilitas paling baik diikuti oleh mesin sheeting slitting dan mesin ekstruder. Berdasarkan hasil penelitian ini, metode pengujian evaluasi mesin TTG berdasarkan fisiologis dengan HRV dan EEG dapat digunakan indikator rasio LF/HF dan gelombang alfa.