digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Ahmad Fauzan Nadhif
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia menghadapi kebutuhan listrik yang terus meningkat, mendorong pengembangan pembangkit listrik terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan adalah dengan menggunakan badan-badan air untuk instalasi PLTS Apung. Desain dan tata letak FPV memerlukan perhatian khusus karena berpengaruh pada kapasitas, biaya, dan operasional pembangkit. Oleh karena itu, penting untuk mengoptimalkan desain tata letak FPV dengan mempertimbangkan syarat teknis dan data lingkungan yang ada. Untuk mencapai desain tata letak yang optimal, dua metode optimasi digunakan: metode grid-cell first fit dan metode array-polygon algoritma genetika. Metode grid-cell first fit, yang menggunakan pembagian diskrit lahan menjadi sel-sel grid, menawarkan solusi deterministik namun terbatas dalam fleksibilitas orientasi. Sebaliknya, metode array-polygon algoritma genetika yang lebih fleksibel, menghasilkan solusi stokastik dengan kualitas yang setara dan dapat disesuaikan dengan orientasi FPV. Dalam studi kasus pada Waduk Duriangkang Batam, metode array-polygon algoritma genetika terpilih, menghasilkan desain yang memanfaatkan 29,27% dari luas area yang tersedia dengan kapasitas daya tahunan mencapai 1,090.12 GWh dan perkiraan profit mencapai Rp40,303,901,410,748.