Gempa bumi dapat menimbulkan dampak terhadap kerusakan infrastruktur air dan
sanitasi bahkan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Adanya bantuan sistem
perpipaan air bersih yang telah diberikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) ITB pada pasca bencana gempa di Desa Wangunjaya
Kabupaten Cianjur, perlu dilakukan evaluasi terhadap risiko kesehatan yang
berkaitan dengan penyediaan air bersih pasca bencana gempa. Metode membran
filter dan observasi infrastruktur lingkungan dilakukan untuk mengetahui kondisi
penyediaan air bersih dan sanitasi. Analisis data menggunakan korelasi Spearman
dan QMRA. Hasil uji sumber air pada daerah yang mendapat bantuan perpipaan
ITB dan tidak umumnya ditemukan kontaminasi Total Coliform dan E.coli yang
melebihi baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No 2 Tahun 2023. Sebanyak 68
% memiliki fasilitas jamban namun tidak memiliki sistem penyaluran atau
pengolahan tinja. Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel kedalaman
sumur (p-value = 0,001) dengan kontaminasi Total Coliform, jarak fasilitas
jamban (p-value=0,009 dan 0,049) dengan kontaminasi E.coli dan Total
Coliform. Penilaian risiko mikroba kuantitatif menunjukan bahwa terdapat
probabilitas infeksi tahunan Pinf,a yang lebih tinggi dari tingkat resiko untuk E.coli
< 10-4
. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi penyediaan
air, sanitasi serta risiko kesehatan masyarakat terkait kualitas bakteriologis air
yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyediaan air pasca bencana gempa.