digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ASBTRAK Arrumi Isnandiahening
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh angin (wind surge) terhadap perubahan tinggi muka air laut di wilayah pesisir Pemangkat pada bulan Desember 2018, dengan fokus pada tanggal 27, 29, dan 31 Desember 2018. Wind surge merupakan fenomena perubahan tinggi muka air laut yang disebabkan oleh angin kencang yang berhembus secara terus-menerus dalam satu arah, terutama selama periode cuaca ekstrem seperti saat Monsun Asia aktif pada periode DJF (Desember, Januari, Februari). Angin yang kuat ini dapat mempengaruhi pergerakan air laut sehingga menghasilkan kenaikan atau penurunan tinggi muka air laut yang signifikan. Dalam kajian ini, digunakan pendekatan pemodelan hidrodinamika dua dimensi (2D) dengan perangkat lunak Delft3D. Model ini memadukan data pasang surut dan data angin dari ERA-5 sebagai input utama dalam simulasi. Data angin dari ERA-5 dipilih karena resolusinya yang tinggi dan kemampuannya dalam merepresentasikan kondisi angin global dengan akurat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua skenario utama, yaitu skenario tanpa angin (pasang surut murni) dan skenario dengan angin (kombinasi pasang surut dan angin). Pada skenario pertama, simulasi dilakukan untuk melihat dinamika pasang surut tanpa adanya pengaruh angin. Skenario kedua melibatkan kombinasi antara pasang surut dan angin untuk menganalisis dampak langsung angin terhadap perubahan tinggi muka air laut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa angin memberikan pengaruh terhadap perubahan tinggi muka air laut di pesisir Pemangkat. Secara umum, angin menyebabkan peningkatan tinggi muka air laut sebesar 0,06 m. Pada studi kasus tanggal 27, 29, dan 31 Desember 2018, ketika kecepatan angin mencapai titik tertingginya, angin berpengaruh terhadap peningkatan tinggi muka air laut saat surut yang tercatat masing-masing sebesar 0,05 m; 0,02 m; dan 0,11 m. Dari analisis, kontribusi angin terhadap perubahan tinggi muka air laut, ditemukan bahwa secara umum wind surge berkontribusi sebesar 9,23% terhadap peningkatan tinggi muka air laut. Selama periode kecepatan angin tertinggi pada tanggal 27, 29, dan 31 Desember, wind surge lebih berkontribusi terhadap peningkatan tinggi muka air laut saat surut dengan kontribusi masing-masing sebesar 4,95%, 2,78%, dan 16,67%. Ini menunjukkan bahwa wind surge memiliki dampak yang lebih besar terhadap peningkatan tinggi muka air laut saat surut ketika angin berada pada kondisi maksimum. Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan data prediksi dari Tidal Model Driver (TMD) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Hasil verifikasi menunjukkan bahwa model hidrodinamika yang digunakan memiliki akurasi yang sangat baik, dengan nilai koefisien korelasi rata-rata (R) sebesar 0,989, nilai Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 0,079 m, dan Mean Absolute Error (MAE) sebesar 0,069 m. Tingkat akurasi yang tinggi ini menunjukkan bahwa model tersebut cukup dapat diandalkan dalam memprediksi kondisi tinggi muka air laut di pesisir Pemangkat. Selain itu, analisis pola arus regional dan lokal di wilayah kajian menunjukkan bahwa angin baratan yang kuat tidak hanya menyebabkan perubahan tinggi muka air laut, tetapi juga berpengaruh signifikan terhadap pola arus. Angin yang kuat mengakibatkan pergerakan arus yang lebih intens di area pesisir. Penelitian ini menegaskan pentingnya memperhitungkan faktor angin dalam studi perubahan tinggi muka air laut di wilayah pesisir, khususnya di pesisir Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi literatur ilmiah terkait dinamika hidrodinamika di wilayah pesisir. Selain itu, penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya penggunaan data angin yang akurat dalam simulasi model hidrodinamika, seperti data angin global dari ERA-5, untuk menghasilkan prediksi yang lebih tepat. Kajian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan model simulasi tinggi muka air laut yang lebih baik untuk wilayah pesisir di masa mendatang.