digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anita Sari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Banjir rob merupakan fenomena di mana air laut masuk dan menggenangi daratan. Kota Semarang merupakan salah satu wilayah pesisir di Indonesia yang rentan terhadap banjir rob. Beberapa faktor yang memengaruhi banjir rob diantaranya pasang surut, kenaikan muka air laut, penurunan muka tanah, serta faktor meteorologi. Dalam penelitian ini dilakukan kajian mengenai fenomena elevasi non pasang surut yang dihubungkan dengan data sea surface height anomaly (SSHA), kecepatan angin, dan curah hujan. Data elevasi muka air laut yang digunakan pada penelitian ini dari Badan Meteorologi , Klimatology, dan Geofisika (BMKG) yang berada di Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang dan University of Hawaii Sea level Centre (UHSLC) di Stasiun Semarang selama 4,8 tahun (Mei 2018 – Desember 2022). Ambang batas definisi banjir rob yang digunakan dalam penelitian ini yaitu elevasi non pasang surut yang melebihi standar deviasi data. Dari hasil perhitungan ambang batas yang digunakan untuk banjir rob pada penelitian ini tergantung dengan skenarionya. Banyaknya skenario yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 skenario, dengan skenario 1 dan 3 yang paling mendekati event banjir rob berita. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian dan intensitas banjir rob analisis tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Juni yang periodenya bertepatan dengan musim kemarau. Analisis rata-rata komposit kejadian banjir rob menunjukkan bahwa parameter metocean yang paling berpengaruh terhadap kejadian banjir rob analisis adalah SSHA dan kecepatan angin.