Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Drone atau yang biasa disebut sebagai UAV (Unmanned Aerial Vehicle), adalah
sebuah mesin terbang tanpa awak di dalamnya. Pada saat ini dengan
berkembangnya teknologi, drone banyak digunakan untuk berbagai macam
keperluan baik dari segi militer maupun non-militer seperti surveillance, fotografi,
agrikultur, pengiriman barang dan juga hiburan. Namun, terdapat salah satu
masalah utama dalam pemakaian drone yaitu rendahnya durasi terbang yang
disebabkan oleh kapasitas daya baterai drone yang kecil. Untuk mengatasi masalah
itu, dirancang suatu sistem transmisi daya secara nirkabel yang memungkinkan
pengisian baterai drone dilakukan selagi drone masih mengudara sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penerbangan drone. Transmisi daya secara nirkabel atau
WPT adalah suatu metoda pengiriman dan penerimaan daya tanpa menggunakan
kabel melainkan menggunakan berbagai medium lain seperti medan magnet, medan
listrik, cahaya tampak dan metoda-metoda lainnya.
Diantara berbagai metoda WPT yang sudah ada, sistem WPT berbasis gelombang
elektromagnetik menjanjikan untuk mengisi baterai drone yang sedang mengudara
karena kemampuan pengiriman dan penerimaan daya pada jarak yang jauh serta
implementasi yang relatif lebih mudah. Pada buku tugas akhir ini, dibahas desain
dan implementasi sistem WPT berbasis gelombang elektromagnetik yang dipecah
menjadi tiga subsistem, yaitu susbsistem pemancar yang berfungsi untuk
memancarkan gelombang elektromagenetik kearah penerima, subsistem penerima
yang berfungsi untuk menerima pancaran gelombang elektromagentik dan
mengonversinya ke sinyal DC, serta subsistem protokol yang menjadi patokan
untuk drone charging.
Subsistem protokol mencakup tahapan-tahapan apa saja yang perlu dilalui ketika
akan dilakukan charging. Terdapat tiga tahap utama dalam protokol authentication
system, yaitu charging setup, charging process, dan charging finish. Charging
setup merupakan tahap dimana drone milik user akan terlebih dahulu membuat
koneksi dengan server untuk mendaftar layanan WPT menggunakan informasi
penting terkait drone seperti drone_id, dan juga lokasi terkini dari drone. Informasi
penting tersebut akan dimasukkan dalam database untuk memudahkan proses
rekapitulasi seluruh drone yang telah berlangganan sistem WPT. Lalu, drone user
yang benar-benar sudah ter-registrasi dan berlangganan akan diberi label
is_allowed yang berfungsi untuk membedakan drone mana saja yang boleh
ii
melakukan charging dan drone mana yang tidak. Lokasi terkini dari drone
digunakan untuk menentukan charging station mana yang terdekat agar dapat
dilakukan charging.
Bila drone sudah berhasil berlangganan unutk layanan WPT, tahap selanjutnya
ialah charging process. Charging process merupakan tahap drone terlebih dahulu
pergi menuju lokasi charging station terdekat dan memulai proses charging. Untuk
memudahkan durasi charging baterai, digunakan asumsi bahwa kapasitas baterai
seluruh drone yang akan melakukan charging ialah sebesar 40%. Sehingga
charging akan dilakukan mulai dari kapasitas baterai sebesar 40% hingga mencapai
kapasitas penuh sebesar 100%. Bila baterai drone sudah dinyatakan penuh pada
100%, tahap selanjutnya ialah charging finish.
Charging finish merupakan tahap penyelesaian charging antara drone dan juga
charging station dimana koneksi antara drone dan juga server akan diputuskan dan
drone meninggalkan lokasi charging station tersebut. Sebagai alat bantu pengujian
protokol ini dibuat suatu simulasi charging dimana terdapat suatu indicator berupa
lampu LED yang menyatakan progres charging drone dalam rangkaian charging
secara keseluruhan. Hasil dari pengujian berupa simulasi protokol menunjukkan
simulasi charging drone dapat berhasil dilakukan.