Di masa sekarang ini dunia sedang memasuki masa konflik yang berkepanjangan,
dengan banyaknya peperangan di berbagai wilayah. Menjaga kedaulatan negara
menjadi prioritas utama bagi setiap bangsa, yang membutuhkan dukungan dari
instansi baik milik negara ataupun swasta. Kemandirian industri pertahanan
merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan pertahanan negara yang
daulat dan mandiri. Oleh sebab itu penguasaan teknologi bahan pendorong peluru
atau roket yang dikenal sebagai propelan harus ditingkatkan, guna mengurangi
ketergantungan pada impor dan memastikan pasokan yang aman, terutama dalam
situasi krisis saat ini. Pada penelitian ini akan dibahas sistem kendali salah satu
proses kimia untuk pembuatan Double Base Propellant (DBP) dengan bahan baku
yang tersedia secara melimpah di negara ini, dan kebutuhan yang terus meningkat
setiap tahunnya. Proses kimia merupakan serangkaian reaksi kimia, yang mengubah
bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, reaktor kimia adalah tempat
berlangsungnya proses-proses tersebut. Proses kimia yang digunakan untuk
pembuatan propelan melibatkan beberapa tahapan yang kompleks. Salah satunya
adalah proses granulasi, yaitu proses mengubah partikel kecil dan halus menjadi
gumpalan besar yang dikenal sebagai granule, sehingga lebih mudah dikompres
dan memenuhi standar ukuran butiran propelan. Proses manufaktur atau produksi
propelan menjadi kunci utama untuk menghasilkan propelan yang berkualitas.
Reaktor kimia yang digunakan tergolong sebagai reaktor batch. Yaitu kondisi
proses dengan seluruh bahan pereaksi dimasukan ke dalam reaktor pada awal proses
dan tidak ada aliran masuk atau keluar bahan selama proses berlangsung.
Pengendali yang digunakan pada penelitian ini dikembangkan berbasis LabVIEW,
dengan tujuan untuk merancang dan implementasi algoritma genetika berbasis
model data-driven dengan kendali kaskade untuk optimasi suhu pada reaktor batch
granulasi. Fokus penelitian adalah pengendalian suhu dengan akurat yang dapat
mempengaruhi kualitas granulasi, ukuran butiran serta efisiensi proses produksi,
untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan pengendali suhu Proportional,
Integral, Derivative (PID) yang dioptimalkan dengan algoritma genetika.
Implementasi pada Human-Machine Interface (HMI) yang diintegrasikan dengan
pengendali skala industri seperti variable speed drive model ATV320 dan
ii
pengendali suhu model TK4S. Kedua pengendali sudah mendukung komunikasi
data yaitu Modbus.
Metodologi penelitian mencakup beberapa tahapan utama. Pertama, perancangan
sistem kendali, instalasi peralatan, pemrograman HMI, mengintegrasikan
pengendali dengan HMI. Langkah berikutnya adalah identifikasi sistem berbasis
pendekatan black box. Selanjutnya adalah perancangan kendali kaskade serta
optimasi parameter PID menggunakan algoritma genetika. Pengujian dilakukan
pada reaktor batch granulasi yang menggunakan air sebagai media uji,
menggantikan bahan kimia asli demi alasan keselamatan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa pengendali PID yang dioptimalkan dengan algoritma genetika
berbasis data menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan metode
kendali konvensional, ditandai dengan penurunan overshoot sebesar 86%. Sistem
kendali ini mampu mencapai akurasi tinggi sebesar 1,05 derajat Celsius dalam
penjejakan set point. Selain itu, penggunaan algoritma genetika memungkinkan
sistem untuk menyesuaikan parameter kendali. Perbandingan performa kendali
kaskade dengan set point dinamis pada kendali on-off mempercepat waktu proses
sebesar 2010 detik atau 37% dibandingkan kendali on-off. Selain itu, integrasi
dengan HMI berbasis LabVIEW memberikan keunggulan dalam hal kemudahan
penggunaan dan aksesibilitas, karena operator dapat mengatur dan memantau
sistem secara interaktif. HMI ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk
mendukung fungsi-fungsi tambahan, seperti pencatatan data historis dan analisis
performa sistem secara otomatis.