digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemiskinan di Kabupaten Bantul masih cukup tinggi, dan pertumbuhan penduduk menambah masalah kemiskinan dan pengangguran. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta penghuni permukiman non-formal memerlukan hunian yang terjangkau dan layak. Kenaikan harga tanah yang terus meningkat memperburuk masalah ini. Untuk mengatasi kebutuhan hunian MBR dan mengurangi permukiman kumuh, Kabupaten Bantul membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi apakah Rusunawa memenuhi standar kelayakhunian dan menilai kepuasan penghuni terhadap fasilitas yang disediakan. Menggunakan pendekatan studi komparatif, data primer dikumpulkan melalui survei dan kuesioner di empat lokasi Rusunawa, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan laporan terkait. Sampel penelitian diambil dengan purposive sampling untuk memastikan representasi yang akurat. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun hunian layak telah disediakan, masih terdapat masalah dalam kelayakhunian terkait jumlah anggota keluarga, koefisien lantai, dan fasilitas bersama. Sebagian besar Rusunawa Projotamansari memenuhi standar, tetapi beberapa aspek di Projotamansari III tidak sesuai. Kepuasan penghuni umumnya baik, namun variabel seperti usia, jenis kelamin, dan pendapatan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan. Penelitian ini menyarankan perlunya penyesuaian dalam aspek kelayakhunian dan fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni. Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi pembangunan Rusunawa untuk memastikan hunian memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif dan berkelanjutan.