Kemiskinan di Kabupaten Bantul masih cukup tinggi, dan pertumbuhan penduduk
menambah masalah kemiskinan dan pengangguran. Masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) serta penghuni permukiman non-formal memerlukan hunian yang
terjangkau dan layak. Kenaikan harga tanah yang terus meningkat memperburuk
masalah ini. Untuk mengatasi kebutuhan hunian MBR dan mengurangi
permukiman kumuh, Kabupaten Bantul membangun Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi apakah Rusunawa
memenuhi standar kelayakhunian dan menilai kepuasan penghuni terhadap fasilitas
yang disediakan. Menggunakan pendekatan studi komparatif, data primer
dikumpulkan melalui survei dan kuesioner di empat lokasi Rusunawa, sedangkan
data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan laporan terkait. Sampel penelitian
diambil dengan purposive sampling untuk memastikan representasi yang akurat.
Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun hunian layak telah disediakan, masih
terdapat masalah dalam kelayakhunian terkait jumlah anggota keluarga, koefisien
lantai, dan fasilitas bersama. Sebagian besar Rusunawa Projotamansari memenuhi
standar, tetapi beberapa aspek di Projotamansari III tidak sesuai. Kepuasan
penghuni umumnya baik, namun variabel seperti usia, jenis kelamin, dan
pendapatan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan. Penelitian ini menyarankan
perlunya penyesuaian dalam aspek kelayakhunian dan fasilitas untuk meningkatkan
kualitas hidup penghuni. Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi
pembangunan Rusunawa untuk memastikan hunian memenuhi kebutuhan
masyarakat secara efektif dan berkelanjutan.