Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan air minum adalah
menyelenggarakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berbasis masyarakat
melalui program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
Program ini bertujuan untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan air
minum melalui pendekatan partisipasi aktif masyarakat. Dalam implementasinya,
keberlanjutan program ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan demikian,
penting untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan
program PAMSIMAS, sehingga dapat ditentukan strategi pengelolaan yang dapat
menunjang keberlanjutannya. Penelitian ini menganalisis keberlanjutan program
PAMSIMAS dengan tujuan untuk menilai status dan faktor - faktor yang
memengaruhinya, serta merumuskan strategi pengelolaan agar sistem dapat
berkelanjutan. Metode yang digunakan untuk analisa keberlanjutan adalah
Multidimensional Scaling dengan tools RAPFISH. Analisis keberlanjutan
dilakukan terhadap aspek teknis, kelembagaan, keuangan, sosial, dan lingkungan.
Selanjutnya untuk menentukan strategi pengelolaan menggunakan metode SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Penelitian dilakukan pada tujuh
lokasi PAMSIMAS di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, dengan data diperoleh
dari kuesioner, wawancara, dan observasi. Hasil menunjukkan tujuh SPAM
tersebut dalam kategori cukup berkelanjutan, dengan nilai indeks keberlanjutan
60,00 - 72,00. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberlanjutan meliputi
kuantitas air, pemberian sanksi, keteraturan pembayaran, pertemuan masyarakat,
dan perlindungan sumber air. Analisis SWOT menunjukkan enam SPAM yaitu
SPAM Desa Lubangbuaya, Burangkeng, Ciledug, Tamansari, Taman Rahayu, dan
Cikarageman) berada di kuadran I, dengan strategi yang berfokus pada
pengembangan sistem. Sementara satu lokasi PAMSIMAS lainnya yaitu SPAM
Desa Cijengkol berada di kuadran III, dengan rekomendasi strategi yang berfokus
pada penguatan kapasitas kelembagaan sehingga mampu menjalankan pengelolaan
dengan lebih baik.