digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Calvin Ginola Togatorop
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Proses pengemasan produk merupakan langkah penting dalam industri makanan. Salah satu parameter yang perlu diperhatikan saat proses pengemasan adalah kondisi udara di ruang pengemasan agar produk yang dikemas tidak terkontaminasi oleh jamur atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan penurunan kualitas produk. Standar kondisi udara di ruangan pengemasan produk diatur pada ISO 22000:2018 tentang Food Safety Management System yang mengatur tentang temperatur, kelembapan, dan jumlah pergantian udara di ruang pengemasan. Sebuah pabrik di Kabupaten Sumedang sedang membuat ruangan pengemasan baru pada lini produksinya. Oleh karena itu, pabrik tersebut berencana merancang sistem tata udara baru untuk memenuhi persyaratan kualitas produk berdasarkan ISO 22000:2018. Perancangan sistem tata udara dibuat berdasarkan letak geografis bangunan, fungsi bangunan, data bangunan, data mesin-mesin produksi kemas, data kapasitas produksi, data operator produksi, data desain kondisi udara ruangan, dan faktor beban ventilasi. Pada penelitian ini diperoleh nilai beban pendinginan ruangan pengemasan pada pabrik tersebut sebesar 146,33 kW (41,61 TR). Sistem tata udara ruangan pengemasan yang dipilih adalah sistem sentral air-cooled chiller menggunakan chiller berkapasitas 168,81 kW (48 TR). Perancangan sistem perpipaan memiliki head loss total sebesar 10,916 m, menggunakan pompa dengan head 7,773 m dan 3,133 m. Perancangan sistem distribusi udara menggunakan ducting berpenampang segi empat dari material polyisocyanurate (PIR), dan memiliki Pressure drop total sebesar 242,11 Pa.