COVER.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Imam Al Haani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem tata udara pada bangunan komersil merupakan salah satu komponen dengan kontribusi konsumsi daya listrik terbesar. Oleh karena itu, studi perbandingan antara sistem tata udara VRF (variable refrigerant flow) dengan sistem tata udara water cooled chiller dilakukan untuk memberikan alternatif pilihan sistem tata udara sehingga dapat dipilih sistem tata udara yang tepat untuk meningkatkan efisiensi konsumsi daya listrik.
Dalam tugas sarjana ini, dilakukan pemilihan empat sistem tata udara diantaranya sistem tata udara VRF (sistem satu), sistem tata udara water cooled chiller dengan kontrol VSD (variable speed drive) pada aliran variable (sistem dua), sistem water cooled chiller dengan kontrol VSD pada aliran konstan (sistem tiga), dan sistem water cooled chiller tanpa kontrol VSD (sistem empat). Pemilihan komponen pada keempat sistem dilakukan berdasarkan katalog yang tersedia dengan menyesuaikan spesifikasi komponen terhadap data teknis dan data profil beban pendinginan bangunan, masing-masing sistem tata udara dihitung konsumsi daya listrik berdasarkan komponennya serta ditentukan performa konsumsi daya listrik terhadap beban pendinginan bangunan. Kemudian masing-masing sistem dibandingkan berdasarkan konsumsi daya listrik dan performanya.
Dari proses analisis, diperoleh hasil perbandingan untuk konsumsi daya listrik tiap sistem serta performa yang dianalisis untuk beban pendinginan selama satu tahun pada bangunan kantor. Sistem dua merupakan sistem dengan performa terbaik yaitu 4,23 kWh/kWh dan konsumsi daya listrik terendah yaitu 597,1 MWh, selanjutnya sistem satu memilki konsumsi daya listrik sebesar 642 MWh dengan performa 3,94 kWh/kWh, sistem tiga memiliki konsumsi daya listrik 642,2 MWh dengan performa 3,94 kWh/kWh, dan sistem empat memiliki konsumsi energi 789,7 MW dengan performa 3,2 kWh/kWh.